Berita Sumber informasi

2018 Tahun Politik, Adira Finance Yakin Kredit Macet Kendaraan Berkurang

Penulis: Santo Evren Sirait

Jakarta – Tahun depan Indonesia akan memasuki tahun politik, di mana sepanjang 2018 akan diisi dengan kegiatan kampanye dan pemilihan kepala daerah. Umumnya pada momen tersebut banyak uang yang beredar, mulai dari pembelian sembilan bahan pokok (sembako), alat elektronik, dan lainnya untuk keperluan kampanye. Tidak cuma itu ada juga sebagian orang memanfaatkan uang yang didapatnya untuk membeli kendaraan bermotor bisa itu mobil atau motor.

Umumnya pembelian kendaraan dilakukan dengan cara kredit. Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, mengungkapkan kebutuhan akan kendaraan akan mengalami peningkatan sehingga tidak sedikit orang yang melakukan pengajuan kredit.

“Biasanya kita harapkan kalau uang banyak beredar pasti kebutuhan orang mengganti otomotif (mobil atau motor) atau orang yang baru naik jabatan dan punya pemasukan lebih itu akan menambah permintaan di sektor otomotif,” kata Hafid di Jakarta, belum lama ini.

Sementara itu terkait kredit macet atau non performing loan (NPL) juga diprediksi mengalami penurunan, karena banyaknya uang yang beredar. Disamping itu prekonomian di Indonesia semakin menunjukkan adanya pertumbuhan. Sehingga masyarakat sudah tidak takut lagi mengeluarkan uang untuk membeli sejumlah kebutuhan termasuk kendaraan.

“Perediksi lebih baik sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Kalau Pemilihan Umum (Pemilu) biasanya banyak uang beredar daya beli dan pembayaran akan meningkat dibanding tahun ini. Harapannya sih kualitas ekonomi membaik tahun depan,” katanya.

Hafid juga mengungkapkan harapannya bahwa kredit macet untuk pembelian kendaran tidak lebih dua persen dari total konsumen yang melakukan kredit kendaraan. Ditambahkannya kalau bisa angka NPL jauh dari batas yang sudah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni lima persen.

Pengajuan Kredit Tetap Diperketat

Meningkatnya jumlah kredit macet akhir-akhir ini menyebabkan hampir semua perusahaan pembiayaan mobil dan motor melakukan seleksi ketat terhadap konsumennya yang ingin mengajukan pembelian kendaraan. Dampaknya tidak semua orang dapat membeli kendaraan yang diinginkannya dengan mudah.

Hal tersebut tentunya juga berdampak pada menurunnya angka penjualan mobil dan motor secara nasional. Walaupun tahun depan diprediksi NPL akan mengalami penurunan, tapi bukan serta merta perusahaan langsungg mempermudah pengajuan kredit untuk konsumen yang mau membeli kendaraan.

“Memperbaiki NPL itu bisa dilakukan pada saat konsumen melakukan pengajuan, jadi kita harus hati-hati. Itu kriteria yang penting supaya tidak terjerumus ke kualitas yang buruk. Waktu persetetujuan kredit ya kita pilih konsuemen yang bagus. Masih ketat atau tidak ya tergantug kalau kita bilang kualitas semakin membaik seharusnya akan longgar,” terang Hafid. ‘

Hafid menjelaskan bahwa perusahaan selalu melakukan pemantauan kepada konsumen yang bayar tepat waktu atau lewat. Dari situ akan terlihat angka NPL-nya tiap bulan. Saat ini tambah dia, kontribusi terbesar kredit macet masih datang dari sepeda motor.

“Secara umum motor lebih tinggi dari mobil. Yang paling tinggi itu motor bekas, tapi itu terkompensasi dengan bunga yang tinggi dibanding motor baru,” tutup Hafid. (dol)

Dony Lesmana

Dony Lesman memulai karirnya di dunia jurnalis di Jawa Pos Surabaya 2003. Hijrah ke Jakarta bergabung di majalah Otomotif Ascomaxx dan Motomaxx di 2010. Sempat bergabung di portal berita Sindonews.com di kanal Autotekno hingga 2016 yang mengupas perkembangan otomotif dan teknologi. Terhitung Januari 2017 masuk sebagai tim Journal Carmudi Indonesia yang mengulas dan mempublikasikan berita-berita otomotif terbaru di Indonesia maupun dunia.

Related Posts