Sejarah Kelahiran Toyota Corolla, Sedan Paling Laris di Dunia (Part II)

Jakarta – Nama Toyota Corolla sudah tidak asing bagi kita. Sedan medium ini sudah lama eksis di Indonesia, dan punya penggemar fanatik. Tidak hanya di Indonesia, Corolla begitu tenar di seluruh dunia. Corolla terkenal dengan reliabilitasnya, selain juga kenyamanan khas sedan.
Toyota awalnya memperkenalkan Corolla dengan penggerak roda belakang. Mulai generasi keempat, Corolla didukung penggerak roda depan. Hanya edisi Corolla AE86 saja yang masih memakai RWD. Inilah sedan terakhir Toyota yang memakai sistem penggerak memakai gardan itu. Beberapa generasi Toyota Corolla juga ikut serta ke dalam balapan tingkat dunia.
Isi Konten
Toyota Corolla Generasi 6 (1991-1998)
Pihak Toyota mengembalikan Corolla ke wujud aslinya pada generasi keenam. Sedan kebanggaan Toyota ini semakin berkelas. Corolla E100 yang akrab disebut Great Corolla di Indonesia dirancang dengan desain mengadopsi gaya Lexus. Bahkan, Toyota menganggap Greco ini adalah Mini-Lexus.
Daya tahan Greco juga terbilang bandel. Lembaga independen ADAC asal Jerman menemukan fakta bila hanya separuh Corolla yang mengalami kerusakan. Jumlah ini serupa dengan VW Golf.
Sementara Toyota Corolla didukung tiga varian mesin bensin yakni 1,3 liter, 1,6 liter, dan 1,8 liter dengan output mencapai 118 HP. Adapun versi diesel hadir dalam kapasitas 2,0 liter dengan tenaga 72 HP.
Toyota Corolla Generasi 7 (1994-2002)
Pabrikan Jepang ini kembali merilis Corolla versi hatchback pada generasi ketujuh. Corolla E110 ini sayangnya bukan versi global, hanya tersedia di beberapa negara Eropa, lalu di Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.
Pada 1997, Corolla hatchback menggantikan peran Celica Coupe di ajang World Rally Championship. Pembalap kawakan Carlos Sainz dan Didier Auriol mengandalkan Corolla hingga jadi Juara di Monte Carlo, Selandia Baru, Spanyol, dan China.
Toyota nyaris gagal total saat WRC musim 1998 karena mesin yang meledak. Sainz pun frustasi dan melemparkan helm yang ia pakai ke ke kaca belakang sebagai bentuk pelampiasan.
Toyota Corolla Generasi 8 (2002-2007)
Hatchback masih jadi tema utama Corolla di varian E120. Dalam era ini Corolla semakin menunjukkan diri sebagai hot hatch. Berbekal mesin 1,4 liter, tenaga yang dihasilkan mencapai 100 HP.
Adapun dua rival terdekatnya yaitu Ford Fokus dan VW Golf tidak mampu merancang mesin dengan output seperti Corolla. Kedua model ini hanya sanggup menghasilkan tenaga pada kisaran 75 HP. Untuk semakin memperkuat lini performa, diluncurkan juga Corolla T-Sport.
Hatchback yang satu ini memang bukan mobil yang paling menyenangkan dikendarai. Tapi urusan tenaga, mesin 1,8 liter yang juga dipakai Celica Coupe mampu menghasilkan hingga 190 HP. Sayangnya, performa Corolla T-Sport tidak bisa unjuk gigi di balap WRC. Pihak Toyota membubarkan tim balap mereka di ajang Rally karena saat itu akan berfokus di balap Formula 1.
Toyota Corolla Generasi 9 (2007-2013)
Pada tahun tersebut, Corolla untuk versi Indonesia dan Asia Tenggara hadir sebagai Corolla Altis. Tidak banyak ubahan mencolok antara Corolla biasa dengan Altis, kecuali pada pernik aksesoris dan kelengkapan.
Mulai generasi ke-9, Toyota kembali menjadikan Corolla sebagai sedan saloon. Untuk versi hatchback disiapkan model lain yang dinamai Auris.
Toyota Corolla Generasi 10 (2013-sekarang)
Generasi terakhir Toyota Corolla hadir dalam varian E170. Desainnya murni sedan saloon empat pintu dan comeback ke pasar Eropa. Popularitas Corolla semakin meluas dan membuktikan diri sebagai model yang tetap bertahan lintas generasi.
Penjualannya pun tidak pernah surut. Bahkan, Corolla E170 berhasil terjual sebanyak 13 jutaan unit pada 2016. Tentu angka yang fantastis karena jumlah itu 13 kali lipat penjualan mobil tahunan di Indonesia.
Selisih penjualan dengan model terlaris di dunia berikutnya juga cukup jauh. Ford F-Series sebagai mobil terlaris kedua di dunia ‘hanya’ terjual 9,94 juta unit. (dol)
Baca juga: Sejarah Kelahiran Toyota Corolla, Sedan Paling Laris di Dunia (Part I)