Bosan Lihat Produk Jepang, Jokowi Dukung Bus Listrik MAB

Jakarta – Tampil pertama di pameran Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2018, bus listrik sita perhatian. Ya, bus listrik besutan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) masih berstatus prototype.
Kemungkinan masih bisa berubah bentuk ketika sudah masuk jalur produksi. Ide mendirikan perusahaan MAB dan pengembangan bus listrik berasal dari Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko.
Rupanya kehadiran MAB sudah diketahui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat mengunjungi booth MAB di GIICOMVEC. Moeldoko bercerita jika proyek kendaraan ramah lingkungan garapannya ini mendapat dukungan penuh dari orang nomor satu di Indonesia itu.
“Senang dong putra Indonesia, mendukung putra Indonesia bisa berbuat begini,” ujar Moeldoko belum lama.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa ide mendirikan perusahaan MAB bukan merupakan hasil dorongan dari Jokowi. Melainkan sebagai bentuk perwujudan keinginan Jokowi akan kendaraan ramah lingkungan yang sudah lama diidam- idamkannya.
“Saya mengembangkan apa yang beliau (Jokowi) pikirkan, selama kira-kira satu tahun yang lalu beliau berpikir tentang mobil listrik. Presiden sudah membuka itu, maka dari itu saya bereaksi,” tambah Moeldoko.
Beredar rumor bahwa bus listik garapan MAB ada unsur politik mengingat sebentar lagi Pemilihan Presiden (Pilpres). Menanggapi hal itu Moeldoko seakan tidak mau ambil pusing, malah dirinya berujar biar nanti masyarakat yang menilai.
“Ini bisnis murni kok, mengeksploitasi, mengeksplorasi, kemampuan anak-anak Indonesia, masa enggak boleh berkarya kita. Jangan kita dikit-dikit lihat ke Jepang, Korea,” terang dia.
Bus Listrik MAB Akan Beroperasi di Bandara
Tidak mau hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia saja, Moeldoko ingin bus listrik garapan MAB juga diketahui oleh negara lain. Guna merealisasikan keinginan tersebut, dirinya berencana mengoperasikan bus listrik MAB di bandara dalam waktu dekat.
“Ada dua bus listrik yang sudah siap, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di Cengkareng, Tangerang dan Ngurah Rai di Bali. Secepatnya akan kami lakukan, Direktur Utama-nya sudah meminta kepada saya, untuk uji coba,” tutur Moeldoko.
Tidak cukup sampai disitu, jika pengujian di dalam bandara sukses, maka Moeldoko juga akan mengujinya di tempat lain.
“Kita coba satu minggu di bandara, dan satu minggu di luar bandara. Mungkin satu minggu kita taruh di stasiun Gambir atau di mana, siapa yang mau ke bandara bisa naik bus listrik. Saya punya dua unit bus listrik, bisa gantian,” kata dia.
Sementara itu walaupun bus listrik garapan MAB masih berbentuk prototype, tapi target pemasarannya sudah ditentukan. Moeldoko berharap bus listrik MAB bisa dimanfaatkan sebagai kendaraan antar jemput.
“Ke bandara, paling bagus, mungkin cocok juga untuk mobil-mobil tentara TNI ya. TNI atau Pemerintah Daerah kan pagi-pagi sudah jemput PNS, malamnya di-charge dahulu, begitu pulang mobil nganggur di-charge lagi, nah itu lebih efisien, tanpa ada maintenance, nah itu nanti akan mengurangi bahan bakar minyak jadi sangat efisien,” pungkas Moeldoko. (dol)