Era Mobil Listrik di Indonesia Sudah di Depan Mata

Jakarta – Tak lama lagi era mobil listrik akan masuk Indonesia. Dalam hitungan beberapa tahun ke depan mobil tanpa emisi itu akan bermunculan di Tanah Air.
Keseriusan pemerintah dalam mempercepat elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Sejak Perpres dikeluarkan, sejumlah kementerian seperti Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perhubungan dan lainnya langsung menyiapkan aturan turunan dari Perpres tersebut.

Mitsubishi i-MIEV menjadi salah satu model kendaraan listik yang mendemonstrasikan pengisian daya di fasilitas charging station BPPT RI (Istimewa)
Sebenarnya jauh sebelum Perpres itu terbit, Indonesia sudah pernah kedatangan mobil listrik asal Jepang, yaitu Mitsubishi i-MiEV (Mitsubishi innovative Electric Vehicle) pada 2007.
Menariknya, mobil listrik murni yang punya bentuk mungil itu sudah mempunyai STNK. Sehingga menjadikannya sebagai mobil nol emisi pertama di Tanah Air yang bisa melenggang bebas di jalan raya utama tanpa kena tilang.
Bisa dikatakan Mitsubishi adalah pelopor masuknya kendaraan listrik di dalam negeri. Namun, sangat disayangkan, mobil hatchback lima pintu itu tidak dipasarkan secara massal, hanya digunakan sebagai sarana edukasi dan pernah beberapa kali dibawa untuk dipamerkan.
Maju ke 2012, Dahlan Iskan selaku Menteri BUMN di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berinisiatif untuk mengembangkan mobil listrik lokal.
Mobil listrik pertama yang diperkenalkan bernama Ahmadi, dikembangkan oleh pria asal Depok, Dasep Ahmadi.
Jelang tutup 2012, Dahlan Iskan kembali memperkenalkan mobil listrik, kali ini hasil karya Danet Suryatama yang diberi nama Tucuxi. Mobil bergaya sport ini diklaim mampu mengeluarkan tenaga 268 hp dengan lama pengisian baterai hingga 5 jam.
Saat kondisi baterai terisi penuh, Tucuxi bisa diajak berjelajah sejauh 321 kilometer.
Memasuki 2013, mantan Dirut PLN itu mengandeng Ricky Elson untuk membuat mobil listrik. Alhasil terciptalah mobil sport listrik Selo yang memiliki tenaga maksimal 182 hp dan daya jelajah sejauh 250 km.
Sejak saat itu, mulailah bermunculan mobil listrik terbaru hasil racikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan masih banyak lagi.
Produsen Otomotif di Indonesia Mulai Melirik Mobil Listrik
Mobil listrik disebut-sebut akan menjadi kendaraan masa depan. Tak heran jika banyak produsen otomotif berlomba-lomba untuk mengembangkan mobil listrik. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai menjual produknya.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa produsen otomotif yang mulai berani memasarkan mobil listrik murni sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam mempercepat perkembangan elektrifikasi.
Setidaknya ada lima merek kendaraan yang sudah memasarkan mobil listrik di Tanah Air. Mereka adalah BMW, Lexus, Hyundai, DFSK, dan Nissan.
Tak berhenti sampai disitu, ke depan akan ada banyak produsen otomotif yang bakal mencoba peruntungan di segmen mobil ramah lingkungan. Sebut saja satu di antaranya Wuling Motors.
Baru-baru ini tersiar kabar bahwa, SAIC General Motors-Wuling (SGMW) perusahaan induk dari PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) berencana memproduksi mobil listrik di pabrik milik Wuling Motors di kawasan Greenland International Industrial Centre (GIIC), Cikarang, Jawa Barat mulai 2022.
Besar kemungkinan, SGMW menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil listrik di luar China.
Sejauh ini belum diketahui pasti model apa yang akan diproduksi di sana, hanya saja salah seorang pejabat eksekutif SGMW menyebut nantinya mobil listrik tersebut dibangun menggunakan platform Global Small Electric Vehicle (GSEV).
Niatan Wuling Motors untuk memproduksi mobil listrik secara lokal mendapat dukungan dari Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Bahkan, mantan dubes RI untuk Singapura itu sampai berkunjung ke pabrik Wuling Motor pada akhir bulan September lalu.
Keseriusan Wuling Motors merambah ke mobil tanpa Bahan Bakar Minyak (BBM), telah ditunjukkan sejak 2018. Di mana Wuling Motor pernah memperlihatkan dua kendaraan listrik berukuran kecil, yaitu Wuling E100 dan E200.
Keduanya tampil perdana di Indonesia pada gelaran GIIAS 2018, kemudian kembali dipamerkan di ajang Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019.

Wuling Mini EV dicoba oleh Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Wuling Motors)
E200 dan E100 dibekali baterai lithium dan motor listrik yang mampu mengeluarkan tenaga maksimal 38 hp serta torsi 110 Nm. Keduanya punya daya jelajah maksimal 250 km.
Di negara asalnya, E100 dan E200 memakai nama depan Baojun yang merupakan turunan merek dari SGMW.
Kiprah E100 dan E200 dilanjutkan oleh Hong Guang MINI EV atau Wuling Mini EV. Tak disangka-sangka mobil imut yang meluncur pada 2020 itu langsung mendapat respons positif.
Tercatat lebih dari 370 ribu unit Mini EV terjual di pasar China.
Hong Guang MINI EV memiliki panjang 2.917 mm, lebar 1.493 mm, dan tinggi 1.621 mm. Mobil ini menggunakan baterai berkapasitas 13,8 kWh dan motor listrik bertenaga 27 hp.
MINI EV diketahui telah mendarat di Indonesia dan sudah berada di pabrik Wuling serta dicoba oleh Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga:
- Merek Jepang Patut Waspada, Wuling Mau Produksi Mobil Listrik di Indonesia
- Luhut Sambangi Pabrik Wuling, Cicipi E100 dan Mini EV
Penulis: Santo Sirait