AISI Berharap Pemerintah Siapkan Regulasi Jangka Panjang Motor Listrik

Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Di belahan dunia manapun termasuk di Indonesia, kendaraan listrik tengah menjadi pembicaraan yang serius. Sebelum menuju ke kendaraan listrik dibutuhkan campur tangan dari pemerintah dalam menentukan regulasi.
Hal ini penting agar kedepannya tidak ada lagi masalah yang dihadapi baik dari konsumen maupun produsen kendaraan. Terkait hal ini Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) memberikan masukan kepada pemerintah agar benar-benar memperhatikan potensi berkembangnya kendaraan listrik.
Saat ini hampir semua produsen motor memiliki produk bertenaga listrik, baik dalam bentuk prototipe maupun sudah diproduksi massal dan sudah dipasarkan. Indonesia merupakan salah satu negara yang saat ini sedang menjajaki dan menyusun rencana menuju era tersebut.
Ketua Umum AISI Johannes Loman dalam keterangan resminya mengatakan para pelaku industri sepeda motor siap mendukung kebijakan pemerintah. Sekarang ini produsen sepeda motor anggota AISI sedang bekerja keras untuk menyiapkan model, memikirkan soal harga, jarak tempuh, waktu mengisian baterai, dan kemudahan mengisi kembali baterai.
“Kami sedang mengembangkan model motor listrik yang memiliki jarak tempuh lebih baik sehingga masyarakat tidak sering-sering mengisi ulang baterai. Harga juga merupakan isu penting karena saat ini harga motor listrik relatif mahal. Kami ingin memberikan yang terbaik sesuai standar internasional. Menekankan pentingnya unsur safety,” ungkap Loman.
Loman juga menyatakan harapannya kepada pemerintah supaya mengeluarkan regulasi terkait kualitas sepeda motor listrik, dan suku cadang. Jika tidak diatur dikhawatirkan konsumen menjadi korban jika suatu saat ada produk motor listrik yang berkualitas rendah beredar di pasar.
Limbah Baterai
Selain beberapa hal tadi, Loman juga berharap supaya pemerintah membuat skema soal pengolahan limbah baterai motor listrik. Jika baterai bekas motor listrik dibuang begitu saja bisa menimbukan efek yang buruk terhadap ligkungan dan udara.
“Kami tidak ingin niat baik untuk memberikan produk yang ramah lingkungan dan efisiensi bahan bakar malah menimbulkan masalah baru bagi masyarakat karena unsur safety yang terabaikan dan dampak lingkungan akibat limbah baterai yang tidak diantisipasi sejak dini,” terang Loman.
Hadirnya motor listrik tambah Loman, berpotensi mengubah tatanan atau peta pelaku indutri otomotif karena banyak industri pendukung yang bakal terkena dampak jika pasar motor listrik nanti tumbuh pesat.
“Saya kira perlu dilakukan kajian potensi dampak yang timbul di industri yang saat ini sedang berjalan jika kendaraan listrik (EV) diberlakukan,” pungkas dia.