Cuma Punya Sisa Dana Investasi Rp7 Triliun, Toyota Belum Berani Produksi Mobil C-HR

Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berkomitmen terus melakukan pembaruan. Ini dibuktikan dengan melakukan investasi guna memperkuat kapasitas produksi pabrik dan sebagai bagian dari tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi terbesar.
Belum lama ini TMMIN telah mengelontorkan dana senilai Rp25 triliun untuk periode 2015 sampai 2019. Sejak awal digelontorkan sampai saat ini sudah Rp18 triliun yang digunakan.
“Investasi kita itu melihatnya dari 2015 sampai 2019, kita prediksi Rp25 triliun sampai 2019. Sudah ke pakai Rp18 triliun tinggal Rp7 triliun,” ujar Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono, di Jakarta Selasa (28-11-2017).
Warih menjelaskan, dana yang sudah terpakai itu digunakan untuk berbagai macam hal termasuk ke pengembangan produk, dan modifikasi-modifikasi kecil dalam menunjang kelancaran produksi di pabrik mobil.
Ketika ditanya apakah sisa dana yang Rp7 triliun itu akan digunakan untuk menambah fasilitas pabrik dalam memproduksi mobil CH-R dan listrik? Warih menjawab tegas, “Belum listrik ya, belum juga untuk C-HR.”
Ditambahkannya untuk memproduksi mobil hybrid akan terjawab nanti setelah 2019. “Sekarang belum kelihatan, pastinya kita juga sedang melakukan strategi persiapan kesana” ujarnya sigkat.
Pasar Domestik Stagnan
Sejumlah produsen mobil di Indonesia menganggap tahun ini pasar otomotif masih stagnan, akibatnya berimbas pada angka penjualan. Selain itu jumlah kapasitas produksi dan pengiriman mobil juga turun untuk menghindari penumpukan mobil di diler. Namun Warih tetap optimistis kedepan pasar otomotif Indonesia akan mengalami pertumbuhan.
“Ya sebenarnya kita yakin pasar domestik itu akan tumbuh, kalau tidak ya kita tidak investasi loh. Semua yakin bahwa pasar domestik akan tumbuh tapi enggak cepat. Ya pertumbuhan ekonomi pasti naik. kenapa sekarang orang belum konsumsi mobil secara masif ya mungkin karena waktu saja. Uangnya ada tapi untuk ganti kendaraan belum ada,” tutur Warih.
Tidak hanya pasar domestik, Warih juga berharap ekspor juga mengalami kenaikan.
“Harapannya ekspor naik, bukan hanya Toyota saja tapi perusahaan lain juga berharap seperti itu,” pungkas dia.