Di 2019 TMMIN Siap Tingkatkan Komponen Lokal 70% Murni di Merek Toyota

Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Pemerintah terus mendorong setiap industri yang ada di Indonesia termasuk otomotif untuk meningkatkan penggunaan komponen lokal pada produknya. Tujuannya untuk mendongkrak daya saing industri otomotif baik secara domestik maupun ekspor.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) selaku perusahaan yang memproduksi mobil Toyota kini tengah berusaha terus meningkatkan penggunaan komponen yang di produksi di dalam negeri.
“Toyota sejak mulai berdiri pada 1970-an, selalu meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pada saat ini kalau difokuskan ke Toyota Innova sekarang kandungan lokal kita 85 persen,” ujar Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur TMMIN, di Jakarta senin (27/11).
Dijelaskannya bahwa 85 persen komponen lokal tersebut memang benar berasal atau sudah diproduksi di Indonesia. Namun tidak semua yang menggunakan material berasal dari dalam negeri.
“Lokalisasi kita itu selalu kami bicara 85 persen tetapi sebenarnya di dalam 85 persen itu true localisation (komponen lokal murni) konten kita itu hanya 60 persen, artinya yang 25 persen dibuat di Indonesia di produksi di Indonesia tapi materialnya dari Thailand, Singapura dan lainnya,” terang Warih.
Warih mencontohkan komponen yang masih belum bisa diproduksi secara lokal adalah resin atau karet. Menurutnya bahan tersebut sudah bisa di dapat di Indonesia hanya saja buatan dari negara lain. “Itu tatangan kita ke depan,” ungkapnya.
2019 True Localisation Mobil Toyota 70 Persen
Ambisi TMMIN untuk meningkatkan true localisation terus dilakukan. Warih mengungkapkan pihaknya mengharapkan pada 2019 mobil Toyota sudah menggunakan 70 persen komponen lokal murni . Artinya di buat dan menggunakan material dari Indonesia.
“Kita itu targetkan true localisation sampe 2019 itu penginnya lebih dari 70 persen. Toyota Thailand itu cuma 73 kita maunya lebih dari Thailand,” terang Warih.
Warih menyatakan untuk menambah banyak industri yang memproduksi komponen secara lokal ada banyak cara, salah satunya diberi kemudahan investasi.
“Marketnya ada kita enggak usah kasih market ke mereka (industri komponen) sebab mereka sudah punya market. Yang paling penting adalah sudah mereka suruh memproduksi (komponen) di sini, gimana caranya ya kasih tanah lah , insentif atau apalah. Mitranya bisa dari berbagai negara mana aja Jerman boleh. Pokoknya yang diproduksi di Indonesia materialnya harus dari Indonesia,” pungkas Warih.