Carmudi Indonesia

Dibuat Takjub Oleh Fitur Honda Sensing di Honda Accord Terbaru

Jakarta – Fitur Honda Accord generasi terbaru sudah dilengkapi dengan Honda Sensing. Bagi orang awam, tentu mendengar Honda Sensing agak jarang di telinga. 

Apa itu Honda Sensing?

Honda Sensing sebenarnya merupakan paket teknologi keselamatan yang cukup canggih dari Honda. 

Secara garis besar, fungi utama dari fitur Honda Sensing ini untuk meminimalisir potensi kecelakaan saat berkendara. Teknologi Honda Sensing sendiri terdiri dari 7 bagian yang bisa membuat pengendara menjadi lebih nyaman dan aman.

Secara umum, Honda Sensing ini meliputi banyak peranti yang canggih. Seperti Collision Mitigation Braking System (CMBS), Forward Collision Warning (FCW), Integrated with CMBS, Lane Keeping Assist, dan Road Departure Mitigation. 

Tak hanya itu, fitur tersebut masih didukung lagi dengan fitur lainnya seperti Auto High Beam, Low Speed Follow, Adaptive Cruise Control, dan Lane Departure Warning.

Menguji Fitur Canggih Honda Accord

Lantas, seperti apa rasa dari fitur Honda Sensing ini?

Ternyata sensasinya cukup menyenangkan dan luar biasa aman. Saya sendiri cukup takjub dengan fitur yang ada di mobil sedan premium dari Honda ini. 

Fitur pertama pada Honda Accord yang saya coba adalah Lane Keeping Assist System. Fitur ini membuat mobil agar tidak keluar jalur saat berkendara. 

Pengaturannya ada di bagian setir sebelah kanan. Saya tekan, lalu saya coba berpindah jalur. Setir secara otomatis memberikan feedback untuk membuat mobil tetap di jalur. 

Kalau dipaksakan, setir akan menjadi berat untuk tetap memaksa mobil berada di jalur. Ini hanya terjadi ketika kita mau berpindah jalur tanpa menyalakan sein. 

Beda cerita saat pengemudi menyalakan sein. Fitur ini tidak akan terasa kalau sein dinyalakan.

“Wih, setirnya bergerak sendiri dan jadi terasa agak berat. Tapi kalau sein dinyalakan, fiturnya perlahan hilang. Pintar juga ini mobil,” ujar saya dalam hati. 

Kecepatan saya di tol saat itu sekitar 100 km/jam. Rasanya fitur ini sangat membantu kalau pengendara sedang mengantuk di jalan. 

Lalu fitur lainnya yang sangat membantu adalah Road departure Mitigation System. Fitur ini bekerja menggunakan kamera monokular untuk mengenali garis marka di jalan tol.

Fitur ini bekerja sama dengan Electronic Power Steering untuk menjaga kendaraan tetap di lajurnya. Mirip-mirip dengan Lane Keeping Assist, bedanya sistem ini bekerja melalui Vehicle Stability Assist untuk mengembalikan mobil ke lajur semula. 

Setir memberikan koreksi atau feedback secara otomatis, tetapi kendali sepenuhnya ada di pengemudi. Fitur ini benar-benar terasa dan sangat-sangat berguna.

Adaptive Cruise Control

“Penasaran, seperti apa sih rasanya pakai Adaptive Cruise Control ini?” kata saya kepada istri saya.

Jujur, saya sendiri sebetulnya belum pernah mencicipi mobil dengan Adaptive Cruise Control.

Bayangan takut, tidak percaya dan tidak yakin jelas berkerumun di batin saya. Maklum, bukan mobil sendiri, kalau kenapa-kenapa saya memikirkan biayanya juga. Apalagi saya mencobanya dengan anak-istri, otomatis memikirkan keselamatan mereka juga.

Berbekal penasaran, akhirnya saya nyalakan fitur tersebut. Saya yang sedang berada di kecepatan 60 km/jam mengatur kecepatan Adaptive Cruise Control di kecepatan 70 km/jam.

Namanya belum percaya dengan fitur ini, jadi pelan-pelan dulu. Ingat! ini pertama kalinya saya mencicipi fitur Honda Accord.

Mobil pun melaju menambahkan kecepatan dan saya melihat bagaimana cara kerjanya. Adaptive Cruise Control ini dipadukan dengan Low Speed Follow sehingga memungkinkan saya untuk mengatur jarak dengan mobil di depan sesuai yang diinginkan.

Saya mengatur jarak dengan mobil di depan dengan yang terjauh. Oh iya, kita bisa mengatur jarak ini dengan pengaturan short, medium, atau extra long yang sedang saya coba.

Tiba-tiba mobil pun mengerem dengan sangat lembut. Jujur, pengalaman ini benar-benar sangat menyenangkan. 

“Wih, mobilnya ngerem sendiri nih ngikutin mobil yang di depannya,” kata saya.

Saat mobil di depan kita mengerem, otomatis mobil Honda Accord yang saya kendarai melambat. 

Pengereman terjadi sangat halus, tetapi terasa mobil sedang melakukan pengereman. Begitu mobil di depan kembali tancap gas, mobil yang saya kendarai juga langsung menambahkan kecepatan sesuai kecepatan yang sudah saya atur di Adaptive Cruise Control.

Karena sudah mulai percaya, saya pun mencoba menambahkan kecepatan di 100 km/jam dengan jarak yang cukup dekat dengan mobil depan. Hasilnya, mobil bergerak dengan sangat lembut baik saat menambah kecepatan maupun saat menurunkan kecepatan. 

Kenapa bisa begitu? Karena di bagian tengah bumper depan terdapat kamera monokular yang secara terus-menerus mengukur jarak dengan kendaraan yang terdeteksi di depan. 

Agar lebih akurat, pendeteksian ini dibantu dengan radar. Lalu, Accord pun bisa menyesuaikan kecepatan buat mempertahankan jarak yang sudah ditentukan tadi. Keren!

Dalam hati saya berbisik,”Kapan ya bisa beli mobil yang fiturnya canggih begini?”

Tapi setelah bicara dalam hati, saya juga berpikir kalau mobil yang fiturnya sangat canggih otomatis biaya perbaikannya kalau rusak bisa membuat kita menangis.

Ya sudah, yang penting sudah pernah mencicipi fitur Honda Accord dulu. Walaupun saya juga paham level saya belum mampu untuk membeli Honda Accord, hahaha.

Auto High Beam Sangat Membantu

Perjalanan pulang menuju Jakarta dari Bandung kebetulan dilanda hujan yang sangat lebat dengan kabut yang tebal.

Sekitar pukul 17.00 WIB, saya memutuskan untuk beristirahat di Rest Area KM97 dan melanjutkan perjalanan setelah maghrib.

Memang saya menunggu waktu hingga malam untuk mencoba fitur Auto High Beam. Jam menunjukkan pukul 18.30 WIB. Guyuran hujan yang cukup lebat membuat pandangan juga jadi terbatas.

Sepanjang perjalanan dari rest area KM97 saya menyalakan fog lamp untuk membantu penerangan.

“Duh, mobilnya rame banget gimana bisa dicoba ya fiturnya,” ujar saya sembari melihat spion belakang.

Tiba-tiba beberapa saat kemudian kondisi jalan menjadi sepi. Otomatis jalan tol menjadi gelap karena tidak ada pancaran sinar lampu dari mobil lain.

Untuk mencoba fitur ini, Carmudian harus memposisikan tuas lampu di posisi Auto. Fitur ini bakal otomatis berfungsi saat mobil melaju di kecepatan lebih dari 40 km/jam.

Voila! Lampu Auto High Beam menyala untuk memberikan pandangan yang lebih baik untuk pengemudi. Tapi sayang tidak berapa lama mobil dari arah belakang ibarat melaju bak kesetanan. 

Lampu yang tadinya ada di posisi lampu jauh otomatis kembali ke posisi standar. Tak apalah, yang penting sudah pernah mencoba fiturnya. 

Saya sendiri sempat meremehkan mobil yang memakai lampu LED berwarna putih kebiruan. Menurut saya lampu dengan warna tersebut kurang bisa maksimal saat digunakan malam hari dengan kondisi hujan lebat.

Ternyata teori saya dikalahkan dengan mutlak oleh teknologi canggih nan pintar yang ada di mobil seharga Rp700 jutaan ini. 

Dari situ saya mulai percaya bahwa lampu LED berwarna putih kebiruan ternyata juga bisa diandalkan. Saya pun kembali melajukan kendaraan menuju rumah ditemani guyuran hujan sembari menikmati waktu terakhir bersama Honda Accord.

Maklum, karena keesokan harinya saya harus melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan untuk mengembalikan mobil ini kepada Honda Prospect Motor (HPM).

Baca Juga: 

Penulis: Rizen Panji

Editor: Dimas

Exit mobile version