Tangerang – Tak bisa dipungkiri populasi sepeda motor jenis metik kini semakin meningkat. Kepraktisan mengendarainya membuat banyak orang yang beralih ke segmen ini.
Ini membawa angin segar bagi produsen pelumas agar bisa menghadirkan oli terbaik kebutuhan mesin metik, sekaligus menghadirkan program menarik untuk meraih konsumen.
Salah satunya adalah PT Bahana Nusa Lubrindo, distributor utama Eni Oil di gelaran GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, 10-20 Agustus 2017.
“Di GIIAS 2017 ini kami ingin lebih memperkenalkan brand Eni Oil. Yang sebelumnya orang kenal dengan Agip Oil. Nah, kita ingin sosialisasikan perubahan brand ini disini, meski secara produk tetap sama,” jelas Imran R Razy, GM Sales & Marketing PT Bahana Nusa Lubrindo kepada Carmudi Indonesia, Sabtu (12/8).
Sebagai peserta pameran, Eni Oil membuka keran informasi seluas-luasnya kepada pengunjung GIIAS 2017 yang mampir. Mulai dari teknologi yang digunakan untuk memproduksi Eni Oil sampai rangkaian produk yang tersedia.
“Memang dibanding kompetitor kita masih kalah dalam hal brand image. Makanya, salah satu cara biar kita dikenal, adalah dengan mengikuti pameran-pameran dan menghadirkan display produk kami serta mensosialisasikan keunggulan pelumas kami,” tambah Imran.
Menurutnya, Eni Oil selalu fokus pada kualitas pelumas yang berdampak pada iritnya bahan bakar, minimnya gesekan pada mesin, tidak cepat panas serta menjadikan tarikan motor jadi lebih enteng.
Dengan keunggulan tersebut, Eni Oil mengklaim sukses masuk 10 besar merek pelumas dengan penjualan terbaik. Bahkan mampu menjual sekitar 1,5 juta liter per bulan atau penguasaan pasar sebesar 3 persen.
Eni Oil juga lebih banyak fokus di segmen kendaraan fleet serta industri. “Hanya sekitar 30 persen saja kita garap otomotif, sisanya industri,” ujar Imran.
Dari porsi tersebut, sebesar 60 persen prioritas untuk kendaraan roda dua (4 tak dan 2 tak).
Merek oli yang “lama tapi baru” ini sekarang sudah punya pabrik blending di kawasan industri Gempol, Pasuruan, Jatim. Kapasitas produksinya mencapai 40 ribu metrik ton per tahun. (Zie)