Importir Umum Tidak Setuju Soal Hadirnya Suara Bising di Kendaraan Listrik

Jakarta – Pemerintah terus mendorong perkembangan industri kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Kebijakan ini mendapat dukungan dari pelaku industri otomotif nasional dengan membawa kendaraan listrik terbaik mereka. Namun, ada satu ganjalan bagi distributor maupun produsen kendaraan listrik perihal suara kendaraan.
Menurut kabar yang berkembang, pemerintah akan meminta kepada penjual baik itu distributor atau produsen kendaraan listrik untuk membuat suara di produk mereka. Alasannya, suara ini berfungsi sebagai fitur keselamatan yang bisa memberi tahu pejalan kaki bila ada kendaraan yang mendekat atau melintas.
“Kondisi sekarang belum ada suara. Jika pemerintah minta perlu menggunakan suara, kita bisa sediakan juga. Jadi, kita bisa menggunakan suara knalpot walaupun enggak ada knalpot,” ucap Rudi Salim, CEO Prestige Motorcars saat peluncuran Tesla Model 3 beberapa waktu lalu.
Suara ini bertujuan membuat pejalan kaki lebih waspada terhadap keberadaan mobil listrik. Permasalahannya, pelaku industri otomotif sebenarnya tidak setuju apabila suara buatan itu harus bising atau keras. Pelaku industri otomotif menyarankan kepada pemerintah untuk merancang regulasi soal fitur keselamatan yang lebih mumpuni.
“Saya harap pemerintah jangan mengeluarkan regulasi mobil listrik harus bersuara. Pabrikan berlomba-lomba merancang kendaraan dengan combustion engine supaya suaranya semakin halus dan senyap. Sedangkan, mobil listrik yang sudah senyap malah disuruh buat suara, tambah Rudi.
Fitur Keselamatan Dasar di Kendaraan Listrik
Rudi sebagai importir umum menyarankan kepada pemerintah menyediakan regulasi soal fitur keselamatan yang melindungi pejalan kaki, terutama di kendaraan listrik. Selama ini, fitur yang tersedia pada kendaraan hanya melindungi pengemudi dan penumpang, namun tidak banyak melindungi pejalan kaki saat kecelakaan.
“Menurut saya lebih baik disediakan fitur auto brake, pedestrian warning, dan blindspot assist. Jadi kalau ada orang menyebrang jalan bisa rem sendiri, setirnya getar,” tuturnya.
Khusus untuk Tesla Model 3 yang hadir ke Indonesia, turut mendapat penyesuaian dari sisi fitur autopilot. Tujuannya, supaya mobil listrik rancangan Elon Musk ini bisa beradaptasi dengan kondisi lalu lintas Indonesia yang padat.
“Kami juga ada adjustment khusus agar autopilot bisa dipakai di Indonesia, yang menyesuaikan kondisi jalanan di sini. Sebab, jarak antara marking line di jalanan Indonesia itu lebih kecil dibandingkan dengan ruas jalan di luar negeri,” Jelas Rudi.
Baca juga:
Keuntungan Pakai Mobil Listrik di Jakarta, Banyak Keistimewaan dari Pemerintah
Penulis: Yongki Sanjaya
Editor: Dimas