Tangerang – Kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang yang melibatkan truk Hino dan beberapa kendaraan telah memakan korban jiwa yang tidak sedikit. PT Hino Motors Sales Indonesia sebagai agen pemegang merek truk nahas di Cipularang diminta oleh pemerintah untuk melakukan investigasi kecelakaan tersebut.
“Kami selaku main dealer Hino di Indonesia mendukung penuh pihak Kepolisian. Dalam penyelidikan ini, kami mengirimkan tim teknis untuk mengungkap fakta, khususnya investigasi kendaraan Hino pada insiden tersebut,” ucap Santiko Wardoyo, Direktur Sales & Promosi HMSI.
Kejadian nahas bermula saat dump truck dengan nomor polisi B 9769 UIT (truk 1) mengalami kecelakaan tunggal. Truk tersebut terguling di jalan tol Cipularang arah Jakarta Km 91. Ini menyebabkan antrean mobil karena ruas tol yang tertutup badan truk. Kemudian dari arah belakang, dump truck dengan nomor polisi B 9410 UIU (truk 2) menabrak antrean kendaraan tersebut yang berakibat kecelakaan beruntun.
Dari hasil investigasi menyeluruh, pihak Hino menemukan fakta bila penyebab kecelakaan di Tol Cipularang bukan karena rem blong. Kondisi rem tidak ditemukan masalah apapun dan tabrakan ini disebabkan karena truk yang overspeed sehingga beban pengereman terlalu besar dan tidak bisa berhenti sesuai titik yang diinginkan.
“Tim kami telah melakukan pengecekan terhadap dua unit tersebut di tempat kejadian perkara (TKP). Temuan di lapangan menunjukkan bahwa semua sistem rem dan kemudi pada kedua truk tersebut dalam keadaan standar dan berfungsi normal (tidak blong),” ungkap Senior Executive Officer Technical & Service HMSI, Irwan Supriyono.
Lebih lanjut, Irwan menuturkan bila investigasi oleh Hino terhadap truk yang terguling ini disebabkan karena overrun. Kondisi ini disebabkan karena pengemudi memacu truk dengan gigi tinggi dan kecepatan tinggi di turunan. Akibatnya, putaran roda melebihi momentum putar yang berasal dari mesin.
“Jadi penyebab truk yang terguling itu karena mesinnya pecah karena overrun. Saat mesin pecah, roda pun jadi mengunci sehingga truk terguling. Itulah mengapa saat di turunan perlu menjaga kecepatan sambil menggunakan tiga rem di truk yaitu engine brake, exhaust brake, dan rem biasa,” beber Irwan saat berbincang dengan Carmudi, Jumat (4/10/2019).
Menghindari Kecelakaan di Tol Cipularang, Dilarang Gigi Netral
Irwan menuturkan bila masih banyak pengemudi yang sering melakukan ‘aksi netral’ di turunan. Mobil dibiarkan meluncur cepat dengan posisi gigi netral dan hanya mengandalkan rem untuk menahan laju. Kondisi ini jelas berbahaya, apalagi bagi truk dengan muatan penuh.
“Apabila kendaraan dengan muatan penuh dikendarai dengan kecepatan tinggi, terlebih di jalan menurun, tentu akan sangat sulit untuk dikendalikan. Gaya gravitasi mengakibatkan momentum kendaraan yang semakin besar. Pengereman menjadi berat dilakukan apalagi jika hanya mengandalkan rem kaki (pedal brake),” tambah Irwan.
Penulis: Yongki Sanjaya
Editor: Dimas