Carmudi Indonesia

Kelelahan Mengemudi Saat Perjalanan Mudik, Bahaya dan Solusi yang Dianjurkan

Mengemudi mobil jarak jauh mesti waspada kelelahan apalagi di momen mudik Lebaran. Memaksakan diri tetap mengemudi mobil dalam kondisi kelelahan sangat berbahaya, salah satu yang paling fatal bisa menyebabkan kecelakaan. Artikel ini akan membahas bahaya kelelahan mengemudi mobil saat perjalanan mudik dan solusi yang dianjurkan.

Mudik merupakan tradisi tahunan yang sangat dinantikan oleh banyak orang, terutama saat perayaan Idul Fitri atau Lebaran. Masyarakat yang mudik umumnya menggunakan transportasi umum, seperti bus, kereta api, pesawat, dan kapal laut. Namun, tidak sedikit pula yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju ke kampung halaman.

Baca Juga: Tips Penting Perawatan Mobil Pribadi Setelah Dipakai Mudik Lebaran

Test Drive Tank 300

Test Drive Tank 300 rute Jakarta-Bogor (Foto: Nadya/Carmudi)

Mudik menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil tengah menjadi tren. Infrastruktur jalan yang sudah memadai menjadi salah satu alasannya.

Di samping itu, pemudik bisa berangkat ke kampung halamannya kapan saja dan bisa mengatur jadwal perjalanan sesuai keinginan atau kesepakatan bersama keluarga.

Di satu sisi, perjalanan mudik jarak jauh dengan mobil sudah pasti terasa melelahkan bagi pengemudi. Kelelahan mengemudi mobil tidak hanya mengganggu kenyamanan selama perjalanan mudik, tetapi juga sangat berbahaya.

Isi Konten

Bahaya Kelelahan Mengemudi

Kelelahan saat mengemudi mobil adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan di jalan. Mengemudi dalam keadaan lelah sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal bagi pengemudi, penumpang, maupun pengguna jalan lainnya.

Saat pengemudi merasa lelah, kemampuan tubuh dan otak untuk berfungsi secara optimal berkurang, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan saat berkendara.

Tidur saat perjalanan jauh perlu dilakukan setelah mengemudi selama 4 jam

Jusri Pulubuhu, Founder & Lead Instructor dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) membeberkan beberapa dampak negatif mengemudi dalam keadaan lelah:

Kelelahan membuat pengemudi lambat merespons kejadian mendadak, seperti kendaraan di depan yang tiba-tiba mengerem.

Microsleep adalah kondisi tertidur sesaat tanpa disadari (1–3 detik) yang sangat berbahaya saat mengemudi dan bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Pengemudi yang lelah cenderung melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak atau kecepatan.

Keputusan yang kurang tepat saat berkendara bisa mengakibatkan kecelakaan.

Banyak kecelakaan di jalan tol terjadi akibat pengemudi yang mengantuk dan kehilangan kendali atas kendaraannya.

Mudik dalam kondisi lelah dapat meningkatkan emosi negatif yang berujung pada agresivitas di jalan.

Baca Juga: Aktifkan Fitur Adaptive Cruise Control Mitsubishi XForce Ultimate DS agar Perjalanan Mudik Lebih Nyaman

Hindari stres saat mengemudi, ketimbang celaka di jalan (Foto: Sunday Times Driving)

Solusi untuk Mengatasi Kelelahan

Demi menghindari bahaya yang ditimbulkan karena kelelahan mengemudi, Jusri juga menyampaikan beberapa solusi untuk mengatasi kelelahan:

Gunakan rest area untuk sekadar meregangkan tubuh atau tidur sejenak.

Gerakkan leher, bahu, tangan, dan kaki agar tubuh tetap rileks.

Jika memungkinkan, lakukan pergantian pengemudi untuk mengurangi kelelahan.

Dehidrasi dapat menyebabkan kantuk dan menurunkan konsentrasi.

Meskipun kafein bisa membantu menjaga kewaspadaan, efeknya hanya sementara dan bisa menyebabkan kelelahan lebih parah setelahnya.

Mobil berjajar karena macet yang terjadi di Tol Dalam Kota, Jakarta. (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Mengatasi Kemacetan yang Bisa Mengurangi Konsentrasi

Mengemudi saat terjebak dalam kemacetan memang bisa menjadi pengalaman yang melelahkan dan konsentrasi menjadi berkurang.

Berikut adalah cara untuk tetap tenang dan berkonsentrasi selama perjalanan:

Sadari bahwa macet adalah hal yang wajar saat mudik, sehingga Anda tidak mudah terpancing emosi.

Musik yang menenangkan atau podcast yang menarik dapat membantu mengurangi stres selama macet.

Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan untuk mengurangi ketegangan.

Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi.

Cek kondisi lalu lintas secara real-time melalui aplikasi navigasi untuk mencari jalur yang lebih lancar.

Jika ada jalan “tikus” yang lebih lancar, pertimbangkan untuk beralih.

Tetap update kondisi lalu lintas dari berita atau media sosial. Ini membantu mengetahui titik macet terparah dan jalur yang lebih lancar.

Kendaraan Mengantre di gerbang tol Cikampek Utama (Foto: Jasa Marga)

Selain Fisik Pengemudi Kondisi Kendaraan juga Perlu Diperhatikan

Mengemudi mobil jarak jauh tidak cuma fisik pengemudi yang perlu dijadikan fokus perhatian, kondisi kendaraan juga harus dicek secara menyeluruh agar perjalanan lebih nyaman dan aman.

Sebelum memulai perjalanan mudik dan arus balik, memeriksa kendaraan adalah langkah penting yang sering kali terlewatkan oleh banyak orang. Meskipun pengemudi sudah cukup istirahat, kendaraan yang tidak dalam kondisi baik dapat memicu masalah teknis di tengah perjalanan.

Jusri menyarankan ketika mengecek kendaraan pastikan oli mesin dalam keadaan baik, periksa tekanan dan kondisi ban, termasuk ban cadangan, pastikan rem, lampu, klakson, dan wiper berfungsi dengan baik, dan isi penuh bahan bakar sebelum berangkat untuk menghindari antrean panjang di SPBU.

Baca Juga: 30 Lebih Link CCTV Jalan Tol untuk Pantau Arus Mudik 2025

Lakukan pengecekan mobil setelah mudik. (Foto: Auto2000)

Selain mengecek kendaraan, pemudik juga perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum memulai perjalanan, seperti:

SIM dan STNK kendaraan harus dalam kondisi aktif. KTP, tiket perjalanan (jika menggunakan transportasi umum), dan dokumen lainnya harus mudah diakses.

Kotak P3K, obat-obatan pribadi, dan vitamin.

Alat perbaikan kendaraan sederhana, seperti dongkrak dan kunci roda.

Gunakan aplikasi navigasi untuk mengetahui jalur alternatif.

Identifikasi titik istirahat strategis, SPBU, dan rumah makan di sepanjang perjalanan.

Tidur cukup sebelum perjalanan dan konsumsi makanan bergizi serta hindari makanan berat yang bisa menyebabkan kantuk.

Tetap fokus berkendara saat mudik. (Foto: Wuling)

Kesimpulan

Kelelahan mengemudi saat perjalanan mudik dan arus balik merupakan masalah serius yang dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengutamakan keselamatan dengan memastikan tubuh dalam kondisi fit sebelum melakukan perjalanan.

Istirahat yang cukup, berbagi tugas mengemudi, dan memanfaatkan teknologi kendaraan adalah beberapa solusi yang dapat mengurangi risiko kelelahan mengemudi.

Jangan lupa juga untuk melakukan pengecekan kendaraan sebelum perjalanan mudik dan arus balik. Sebab, hal ini sangat penting untuk memastikan perjalanan Anda aman dan nyaman.

Pastikan semua komponen kendaraan dalam kondisi baik agar tidak ada masalah teknis di jalan yang dapat mengganggu perjalanan.

Selain memeriksa kondisi kendaraan, pastikan juga Anda mempersiapkan dokumen kendaraan, kartu identitas diri, hingga perlengkapan darurat.

Keselamatan di jalan adalah prioritas utama, baik untuk pengemudi, penumpang, maupun pengguna jalan lainnya.

Semoga perjalanan mudik dan arus balik Anda aman dan nyaman, serta selalu utamakan keselamatan di jalan.

FAQ

Kelelahan saat mengemudi mobil adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan di jalan. Mengemudi dalam keadaan lelah sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal bagi pengemudi, penumpang, maupun pengguna jalan lainnya.

Saat pengemudi merasa lelah, kemampuan tubuh dan otak untuk berfungsi secara optimal berkurang, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan saat berkendara.

Demi menghindari bahaya yang ditimbulkan karena kelelahan mengemudi, sebaiknya istirahat setiap 2-3 jam sekali. Gunakan rest area untuk sekadar meregangkan tubuh atau tidur sejenak.

Jika memungkinkan, lakukan pergantian pengemudi untuk mengurangi kelelahan. Kemudian minum air putih yang cukup, dan hindari minuman berkafein berlebihan.

Meskipun kafein bisa membantu menjaga kewaspadaan, efeknya hanya sementara dan bisa menyebabkan kelelahan lebih parah setelahnya.

Penulis: Santo Sirait

Exit mobile version