Gegap gempita peluncuran Bugatti Chiron mencuri perhatian mayoritas car enthusiast di seluruh dunia. Semua mata tertuju pada suksesor Veyron itu, sementara ternyata ada monster lain dari Swedia yang teknologinya lebih gila dari Chiron.
Koenigsegg Regera, juga meluncur di Geneva Motor Show 2016. Ini adalah supercar hybrid dengan 1.500 tenaga kuda, setara dengan Bugatti Chiron, tetapi tidak memiliki girboks.
Ya, 1.500 tenaga kuda dan bisa menembus kecepatan tertinggi 400 km/jam (dibatasi secara elektronik) tanpa girboks. Akselerasi dari 0-100 km/jam dapat ditembus dalam 2,8 detik.
Teknologinya bahkan bisa membuat supercar sekelas Bugatti Chiron terlihat basi. Kisaran harganya juga lebih murah dari Chiron, yakni sekitar US$1,9 juta atau Rp25 Milyar berbanding US$2,5 juta atau Rp33 Milyar dan hanya diproduksi terbatas sebanyak 80 unit.
Spesifikasi Mesin Koenigsegg Regera
Spesifikasi Koenigsegg Regera | |
Bodi dan Sasis | |
Kelas | Sport |
Gaya Bodi | 2-pintu dengan Targa Top |
Susunan | Mesin Belakkang, Penggerak roda belakang |
Mesin | |
Mesin | 5.0 Liter V8 DOHC Twin Turbo |
Transmisi | 1-kecepatan fixed gear |
Rasio | 2.73:1 |
Tenaga | 1.100 HP/7.800 RPM |
Torsi | 1.000 NM/2.700-6.170 RPM |
Akselerasi 0-100km/h | 2,7 detik |
Kecepatan Maksimum | 410 km/h (dibatasi) |
Dimensi | |
Jarak Roda | 2.662mm |
Panjang | 4.560mm |
Lebar | 2.050mm |
Tinggi | 1.100mm |
Berat | 1.590kg |
Rem | |
Depan | Ventilated ceramic discs Ø397 mm, 40 mm wide 6-piston |
Belakang | Ventilated ceramic discs Ø380 mm, 34 mm wide 4-piston |
Harga Koenigsegg Regera | |
Harga | Rp25.000.000.000 (di luar pajak) |
Bagaimana cara kerja mesinnya tanpa adanya transmisi?
Christian von Koenigsegg merancang mobil dengan meletakkan mesin monster V8 5.000cc dengan 1.100 tenaga kuda tepat di tengah rangkanya, dengan dukungan tiga motor listrik.
Tetapi menurut Jalopnik, sang pendiri pabrikan enggan menyebut Koenigsegg Regera sebagai supercar hybrid. Ini karena stigma bahwa supercar hybrid seperti LaFerrari memiliki bobot yang relatif berat dan kekurangan lainnya, sementara Regera tidak.
Apa yang dibuatnya adalah sebuah sistem powertrain brilian yang disebut Koenigsegg Direct Drive (KDD). Alih-alih mengirim tenaga lewat transmisi dual-clutch seperti yang dipakai Bugatti Chiron, KDD hanya menggunakan satu gigi rasio (2.73:1) untuk mendapatkan performa tertinggi mobil.
Dengan menggunakan satu gigi rasio, momentum tenaga yang hilang pada transmisi yang memiliki beberapa gigi rasio, bisa diminimalisir hingga setengahnya. Selain itu tanpa adanya transmisi tentu juga akan memangkas bobot mobil secara keseluruhan.
Pada kecepatan di bawah 48 km/jam, Koenigsegg Regera hanya akan mengandalkan motor listrik. Ketika mobil sudah dipacu diatas 48 km/jam, baru kemudian motor listrik ICE (Internal Combustion Engine) aktif berkat kopling hidrolik yang bekerja seperti kopling konvensional, tetapi minim slip.
Lalu tanpa adanya transmisi, bagaimana caranya mundur? Simpel saja. Motor listrik akan berganti bekerja pada posisi sebaliknya.
Motor Listrik yang Menggantikan Kerja Girboks
Motor listrik di powertrain mobil bekerja dengan mesin konvensional untuk menyediakan torsi yang dibutuhkan, termasuk torque vectoring dan mengisi celah tenaga yang hilang yang biasanya terjadi pada mobil bertransmisi. Teori simpelnya adalah motor listrik tersebut bekerja sebagai pengganti girboks mobil.
Sistem ini diklaim tidak pernah hadir dalam mobil apapun sebelum Koenigsegg Regera.
Detail keren lainnya adalah lampu depan LED yang disebut ‘constellation DRL’. Lampu ini akan berpendar cahaya mirip seperti konstelasi bintang di langit pada malam hari.
How cool is that?