Seperti Ini Mekanisme Penilaian Toyota Eco Youth Ke-11

Penulis: Yongki Sanjaya
Bandung – Ajang lomba kreativitas remaja, Toyota Eco Youth (TEY), kembali digelar. Pada tahun ini, TEY akan mengangkat tema ‘Eco Sociopreuneur’ dan memperlombakan dua kategori yakni Eco Science dan Eco Social.
Toyota Indonesia sebagai penyelenggara menerapkan QCC atau Quality Control Circle untuk penilaian rencana proyek pada proposal yang diajukan peserta. Proses seleksi akan menyaring proposal melalui indikator penilaian berupa Local Eco Problem.
QCC menciptakan budaya agar para peserta selalu memberikan ide solutif bagi permasalahan lingkungan. Caranya, mereka perlu memaparkan suatu inovasi pada setiap proposal proyek yang diajukan.
“Kami berharap dengan program ini Toyota dapat memberikan kontribusi dalam usaha pengembangan teknologi terapan untuk perbaikan lingkungan hidup. Kegiatan ini akan mengembangkan lingkungan hidup bersama generasi muda secara konsisten dan berkesinambungan,” ujar Direktur Administration, Corporate & External Affairs PT TMMIN Bob Azam, saat pembukaan TEY 2018, Kamis (5/4).
Pada kategori Eco Science, peserta diminta menghasilkan proyek dengan memanfaatkan ilmu dasar terapan. Peserta diharapkan mampu menciptakan suatu temuan produk yang memberikan dampak langsung kepada alam dan lingkungan sekitar.
Sementara itu, peserta kategori Eco Social diminta dapat membuat suatu aktivitas atau kampanye sosial. Diantaranya membuat aktivitas atau program yang mengajak warga sekitar untuk berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Dengan demikian, program yang ada dapat mendorong masyarakat setempat untuk melakukan gerakan nyata yang kontribusinya bermanfaat bagi lingkungan.
Bentuk Proposal dari Pemenang Toyota Eco Youth
Toyota Indonesia selaku penyelenggara akan memilih proposal dengan program yang ‘tepat guna’. Teknologi atau program yang disiapkan mampu diikuti oleh masyarakat sekitar.
Contoh proposal yang memenangkan ajang TEY di tahun 2015 yakni ride sharing yang digagas siswa SMAN 19 Bandung. Program ini membatasi sepeda motor para siswa dengan cara memboncengi teman satu sekolah.
“Kategori sosial contohnya yang sudah dilakukan SMAN 19 Bandung, pemenang Toyota Eco Youth 2015. Mereka menciptakan ride sharing dengan nama ‘Babarengan’. Ini bisa mengurangi kendaraan bermotor berlebihan dari para siswa ke sekolah,” jelas Ronny Kusdianto GM Corporate Planning & Legal TAM. (dna)