Jakarta – Siapa yang tidak kenal dengan Isuzu Panther, mobil keluarga legendaris yang sudah ada di Indonesia sejak 1991? Itu artinya keberadaan Isuzu Panther di Tanah Air sudah 2 dekade. Meski terbilang sudah ‘tua’, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) selaku Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan Isuzu masih menjualnya sampai sekarang. Tapi sayangnya sejak hadir pertama kali hingga saat ini, penampilan Isuzu Panther tidak terlalu banyak berubah.
Sebenarnya, perusahaan yang bermarkas di Jepang itu sempat berencana untuk mengeluarkan Panther terbaru. Bahkan blueprint untuk Panther model baru sudah dibuat pada 2016. Namun kelanjutan dari rencana itu terpaksa harus terhenti, sebab pihak Isuzu menilai bahwa belakangan ini tren Multi Purpose Vehicle (MPV) sedang menurun. Tidak sedikit orang beralih membeli Sport utility vehicle (SUV).
Masa Depan Isuzu Panther di Indonesia
Bicara soal masa depan Isuzu Panther, pihak IAMI yang diwakilkan oleh Attias Asril selaku General Manager Marketing nampaknya tidak bisa berkata banyak. Menurut dia, nantinya Isuzu Panther akan tergerus dengan sendiri karena adanya regulasi baru yang tidak memungkinkan bagi mobil tersebut terus bertahan di pasar otomotif Indonesia.
“Ya, sampai titik yang paling akhir. Nanti jika regulasi sudah enggak bisa cocok lagi. Makanya kami mulai dua tahun atau tiga tahun terakhir ini setiap mengundang media pasti yang lebih banyak dibicarakan yaitu Light Commercial Vehicle (LCV) atau kendaraan niaga ringan. Memang fokus kami kan lebih ke arah kendaraan komersial. Traga yang belakangan pun juga jadi masuk di tulang punggung penjualan kami, jadi itu yang kami lebih dorong,” ungkap Attias, di Jakarta baru-baru ini.
Tahun depan seluruh kendaraan bermesin diesel sudah harus memenuhi standar emisi Euro4. Attias mengungkapkan salah satu regulasi yang bisa menghambat keberlangsungan hidup dari Isuzu Panther adalah Euro4. Seperti diketahui, sekarang mesin Isuzu Panther masih mengadopsi standar Euro2.
“Pasar, kan, melihat dan apalagi kalau dijelaskan ada Euro4, kan, satu yang membuat kami bisa lanjut atau enggak bisa. Ya, mau enggak mau dibutuhkan keterlibatan prinsipal kami. Secara mesin Isuzu dengan standar Euro4, Isuzu telah siap tapi itu untuk kendaraan komersial, prinsipal sudah komitmen untuk menjalankan apapun itu regulasi dari pemerintah harus ikut,” terang Attias.
Seandainya, sambung Attias, regulasi Euro4 sudah resmi berlaku sementara mesin dengan standar Euro2 masih bisa digunakan, maka bukan tidak mungkin Isuzu Panther akan tetap hidup.
“Ya, titiknya di Euro4, kan, kalau mesinnya (Euro2) masih boleh, ya boleh-boleh saja jalan, tapi apa iya masih jalan,” lanjut Attias.
Cuma Indonesia yang Masih Jual Isuzu Panther
Tidak cuma Indonesia saja, Isuzu Panther pernah dipasarkan ke beberapa negara. Namun semua negara yang menjadi sasaran pemasaran Panther sudah tidak lagi menjualnya. Sekarang hanya Indonesia saja yang masih menjual Panther.
“Bukan cuma masalah di mesin saja untuk Panther, masalah lainnya kalau bisa dibilang hanya tinggal Indonesia saja yang menjual Panther. Di Filipina sudah digantikan dengan Isuzu MU-X. Jadi hanya Indonesia, bila (Panther) diteruskan cost-nya mau berapa. Balik lagi ke investasi, terus nanti kalau harganya begitu tinggi ya percuma juga enggak bisa jualan lebih,” pungkas Attias.
Untuk diketahui, IAMI sampai saat ini masih memasarkan Isuzu Panther dalam lima pilihan tipe. Kelimanya adalah Grand Touring, Touring, LV, LS, dan Smart. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp279,1 juta hingga Rp332,3 juta.
Penulis: Santo Sirait
Editor: Dimas