Sumber informasi

Mengenal Komponen Transmisi Manual pada Mobil dan Cara Merawatnya

Transmisi manual pada mobil memiliki beragam komponen di dalamnya. Beberapa di antaranya sudah tidak asing lagi didengar oleh para pecinta otomotif.

Mobil dengan transmisi manual sering dianggap ketinggalan zaman dan kurang praktis dikendarai. Hal itu ada benarnya jika diasosiasikan pada penggunaan di daerah rawan macet. Namun, pada situasi dan kondisi tertentu membuat transmisi manual justru lebih unggul.

Mengenal Komponen Transmisi Manual

Transmisi manual masih memiliki penggemarnya sendiri. (Foto: Car Treatments)

Memasuki era 2000-an mobil dengan transmisi otomatis mulai bermunculan dan semakin banyak beredar di jalan raya.

Anggapan masyarakat terhadap transmisi otomatis yang sebelumnya dinilai rewel, perawatan mahal, dan harga jual kembalinya anjlok perlahan mulai luntur.

Di saat itu pula mobil dengan transmisi manual mulai ditinggalkan. Walau demikian, hingga saat ini mayoritas brand di Indonesia masih menawarkan mobil dengan transmisi manual.

Salah satu alasannya, ialah untuk menyediakan opsi varian dengan harga terjangkau.

Seperti diketahui, mayoritas mobil yang laris di Indonesia seperti Toyota Avanza atau Honda Brio tersedia dalam pilihan transmisi manual.

Di lain sisi, ada juga kalangan konsumen yang menginginkan kontrol penuh terhadap mobilnya ketika berkendara. Sebagaimana diketahui, pegemudi mobil transmisi manual bisa dan diharuskan memilih gigi sendiri.

Hal ini akan membawa keuntungan ketika berkendara di daerah perbukitan atau saat hendak menyalip kendaraan lain.

Keunggulan lainnya yang membuat transmisi manual masih dilirik sampai sekarang, adalah konsumsi bahan bakar lebih irit. Sebabnya putaran mesin cenderung lebih rendah dibanding mobil bertransmisi otomatis.

Isi Konten

Mengenal Komponen Transmisi Manual

Pada intinya mobil dengan transmisi manual belum kehilangan peminat, walau penggunanya mungkin sudah tak sebanyak dulu.

Mayoritas transmisi mobil manual saat ini dilengkapi lima percepatan yang bisa dipilih lewat sebuah tuas di dalam kabin. Selain itu, transmisi manual juga dilengkapi gigi mundur dan netral.

Saat melakukan perpindahan gigi, pengendara diharuskan menginjak pedal kopling lebih dahulu supaya mendapatkan transisi yang mulus. 

Dengan memahami semua itu sebenarnya seseorang bisa dibilang sudah mampu mengendarai mobil bertransmisi manual.

Untuk lebih memahaminya, mari simak penjelasan mengenai definisi transmisi.

Definisi Transmisi Mobil

Komponen Transmisi Manual

Ilustrasi komponen transmisi manual. (Foto: Toyota of Clermont)

Transmisi adalah sistem pemindah tenaga dari mesin ke diferensial kemudian menuju poros axle. Dengan begitu roda mobil bisa berputar yang pada akhirnya menggerakkan mobil.

Secara teori transmisi juga berfungsi untuk mendapatkan variasi momen alias torsi dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan atau beban dari kendaraan. 

Pada umumnya transmisi menggunakan perbandingan-perbandingan roda gigi untuk mendapatkan momen dan kecepatan yang sesuai.

Khusus untuk transmisi manual, berikut ini komponen-komponen yang ada di dalamnya:

Transmission Case (Bak Transmisi)

Dimulai dari komponen yang paling besar, yaitu transmission case atau bak transmisi. Komponen ini dapat dikatakan sebagai “rumah” untuk bearing, gir, dan poros-poros transmisi. 

Di dalam transmission case juga bisa ditemukan oli atau pelumas.

Untuk diketahui, oli di sini berbeda dengan oli mesin. Transmisi membutuhkan sistem pelumasannya tersendiri agar pergerakan setiap komponen di dalamnya tetap halus.

Shift Fork (Garpu Pemindah)

Sesuai dengan namanya, komponen ini memiliki bentuk sebuah batang untuk memindahkan gigi atau synchronizer pada porosnya, sehingga memungkinkan gigi dapat dipasang atau dipindah.

Input Shaft (Poros Input)

Input shaft adalah poros yang bekerjasama dengan kopling yang juga bergfungsi memutar gigi pada gearbox.

Transmission Gear (Gigi Transmisi)

Komponen satu ini berupa roda gigi yang bertugas mengubah input tenaga dari mesin. Perubahan yang dilakukan disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh kendaraan.

Synchroniser Gear (Gigi Penyesuaian)

Peran komponen ini dibutuhkan agar pengendara bisa melakukan perpindahan gigi dengan aman dan nyaman walaupun mobil sedang dalam kondisi melaju.

Shift Linkage (Tuas Penghubung)

Shift linkage berfungsi menghubungkan antara tuas persneling dengan shift fork alias garpu pemindah.

Gear Shift Lever (Tuas Pemindah Persneling)

Inilah tuas yang digunakan oleh pengendara untuk memindahkan gigi dari dalam kabin. Umumnya gear shift lever berada di area konsol tengah walau ada juga beberapa mobil yang memilikinya di sebelah lingkar kemudi.

Output Shaft 

Output shaft berfungsi menjadi dudukan dari persneling pada sebuah mobil. Selain itu, komponen ini juga bertugas menyalurkan tenaga dari sistem transmisi ke gigi paling akhir.

Main Bearing

Main Bearing bertugas sebagai bantalan guna mengurangi gesekan pada komponen yang berputar di dalam sistem transmisi.

Counter Gear

Counter gear berguna untuk menghasilkan torsi dari gigi input menuju gigi kecepatan.

Reverse Gear

Sesuai namanya, reverse gear berguna mengubah arah putaran output shaft ke belakang. Dengan begitu mobil bisa berjalan mundur ketika pengendara memindahkan tuas transmisi ke gigi “R”.

Hub Slave

Keberadaan hub slave dibutuhkan sebagai pengunci penyesuaian gigi percepatan, karena adanya hub slave juga maka output shaft bisa berputar dan berhenti.

Speedometer Gear

Fungsi speedometer gear menjadikan kecepatan mobil yang dikendarai dapat diukur.

Itulah sejumlah komponen transmisi manual pada kendaraan roda empat. Semua komponennya bekerja saling berhubungan untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda.

Baik itu roda depan untuk mobil Front Wheel Drive (FWD), Rear Wheel Drive (RWD), atau All Wheel Drive (AWD).

Komponen Transmisi Manual Perlu Dirawat

Pedal Kopling

Pedal kopling harus diinjak ketika hendak memindahkan gigi pada mobil bertransmisi manual. (Foto: Auto Express)

Transmisi mobil membutuhkan perawatan agar selalu bekerja secara optimal. Dirangkum dari laman Toyota Astra Motor, salah satu bentuk perawatan yang wajib dilakukan ialah melakukan penyetelan kopling.

Setel Kopling dengan Tepat

Seperti diketahui, mobil manual memiliki pedal kopling di dalam kabinnya. Pedal ini mesti diinjak saat pengemudi hendak mengoper gigi.

Tingkat kekerasan pedal kopling mesti disetel secara tepat. Alasannya bukan hanya berkaitan dengan rasa berkendara, tapi juga komponen-komponen yang ada di dalam transmisi.

Ambil contoh jika pedal terlalu rapat. Ciri dari kondisi ini ialah pedal kopling sudah beroperasi walau baru diinjak sedikit.

Pemilik mobil mungkin berpikir setelan kopling semacam ini lebih enak digunakan, karena kaki tidak harus mengeluarkan banyak tenaga.

Padahal, saat pedal dilepas, kopling belum sepenuhnya merilis tenaga dari mesin. Akibatnya lama kelamaan akan terjadi selip.

Sebaliknya jika kopling terlalu longgar. Bisa jadi ketika pedal diinjak penuh, gir di dalam transmisi belum terbebas seratus persen.

Akibatnya gigi akan susah dipindahkan dan bila dibiarkan terus menerus akan membuat komponennya cepat rusak.

Cek Minyak Kopling 

Perawatan selanjutnya, memastikan minyak kopling dalam kondisi baik, mulai dari kualitas hingga volumenya.

Perlu diingat, minyak kopling berbeda dengan oli transmisi.

Minyak kopling justru bisa disamakan dengan minyak rem, hanya saja posisinya berbeda. Minyak kopling berada di master kopling. 

Pengecekan minyak kopling biasanya sudah masuk dalam jenis pekerjaan servis berkala. Sedangkan untuk penggantiannya berada di interval 40.000 km.

Kendati demikian, Carmudian juga dituntut untuk melakukan pengecekan dalam kurun waktu yang lebih cepat. Sebab, walaupun tugas minyak kopling cukup sederhana, ada kemungkinan volumenya berkurang. Umumnya disebabkan rembesan di master kopling.

Selain itu, minyak kopling mesti diganti secara berkala, karena seiring pemakaian kualitasnya bakal menurun. Utamanya dari kontaminasi uap air. 

Seiring penggunaan minyak kopling juga akan kotor, bahkan bisa sampai berwarna hitam.

Tidak mengganti minyak kopling bisa membawa beberapa masalah. Mulai dari perpindahan gigi keras hingga muncul suara kasar.

Bahkan jika terjadi kebocoran bisa membuat pedal kopling terasa kosong alias blong.

Baca Juga:

 

Penulis: Mada Prastya

Editor: Santo Sirait

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts