Mengupas Kekurangan dan Kelebihan Sistem Injeksi Sepeda Motor

Jakarta – Sistem injeksi menawarkan efisiensi bahan bakar karena proses percampuran udara dan bahan bakar takarannya selalu akurat. Teknologi ini bekerja dengan berbagai sensor pendukung. Sejak 2012 semua pabrikan motor beralih sistem penyuplai bahan bakar dari karburator menjadi injeksi untuk mengejar standar EURO 3.
Kehadiran teknologi ini di satu sisi menawarkan tingkat efisiensi yang optimal. Di sisi lain menjadi tantangan kepada para mekanik untuk lebih memahami cara kerjanya. Jangan sampai, pemotor malah kesulitan merawat tunggangan mereka dengan munculnya inovasi yang satu ini.
Keunggulan Sistem Injeksi
Sistem injeksi bekerja berdasarkan input dari sensor-sensor. Takaran bahan bakar dan udara diatur oleh ECM (Elektronic Control Module), sesuai kebutuhan mesin.
Sensor ini bekerja mengacu kepada Air-Fuel Ratio yang ideal. Standar AFR pada motor adalah 14,7 banding 1, yang artinya 14,7 udara dan 1 bensin. Tetapi dalam kinerjanya, perbandingan AFR dapat berubah-ubah dalam sistem konvensional karburator.
ECM menjaga agar AFR selalu dalam kondisi optimal sesuai kebutuhan mesin di berbagai temperatur. Penggunaan bahan bakar lebih efektif alias tidak terbuang sia-sia dan pembakaran lebih sempurna.
Bagi para mekanik, sistem injeksi ini sebenarnya lebih memudahkan mereka saat melakukan perawatan rutin. Perangkat throttle body cukup dibersihkan dengan menyemprotkan injection cleaner. Mekanik tidak perlu harus mengatur ulang langsam apabila kinerja masih berjalan normal.
Lain halnya dengan yang menggunakan sistem karburator. Mekanik harus membersihkannya harus membongkar bagiannya satu persatu dan memasangnya kembali. Setelah itu, mekanik perlu mengatur kembali udara dan langsam supaya tarikan motor tetap bertenaga.
Kelemahan Sistem Injeksi
Munculnya teknologi atau inovasi baru pada penyalur bahan bakar sepeda motor tidak lepas dari kekurangan. Permasalahan ini bisa saja muncul tingkat kerumitan teknologi atau faktor pemakaian.
Mekanik perlu mempelajari dari awal bagaimana sistem ini bekerja dan seperti apa komponen yang ada didalamnya. Motor dengan sistem injeksi sangatlah sensitif dengan masalah kelistrikan. Ini dikarenakan semua kontrol injeksi dijalankan oleh listrik dari aki.
Motor dengan sistem injeksi memerlukan alternator yang jauh lebih besar dibandingkan dengan motor sistem karburator. Tujuannya, supaya pasokan listrik ke aki tetap maksimal dan mencegah ngedrop.
Anda juga perlu tahu bila sistem injeksi itu terdiri dari komponen yang cukup mahal. Apabila terjadi kerusakan dalam salah satu komponennya, Anda akan mendapati harganya lebih mahal daripada sistem karburator.
Hal yang paling riskan, apabila kerusakan muncul pada ECM dan tidak bisa diperbaiki. Harga komponen ini sangat mahal, hingga jutaan rupiah karena fungsinya sebagai otak sepeda motor. Itulah mengapa, pabrikan sepeda motor merancang posisi ECM terlindung dari cipratan air atau guncangan. (dol)