Carmudi Indonesia

Orang Indonesia Ini Bisa Beli Lamborghini dari Bitcoin

beli lamborghini dari bitcoin

Pria asal Indonesia beli Lamborghini dari bitcoin. (Foto: Instagram – @firezones)

Jakarta – Desentralisasi, open source mata uang virtual seperti bitcoin, mulai banyak ditawarkan sebagai bentuk pembayaran mobil kira-kira sejak 2013. Para ‘bitcoin miner‘ yang sukses, sering memanfaatkan profit dari mining untuk membeli barang mewah seperti supercar, meski tidak selalu membeli secara langsung dengan bitcoin.

Salah satunya adalah car enthusiast asal Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat dengan akun Instagram @firezones. Eksklusif kepada Carmudi.co.id, pria dengan nickname ‘Ez’ menuturkan bahwa dia bisa membeli Lamborghini Huracan, sebagian diantaranya adalah dari profit mining cryptocurrency ini.

Well, sebagian dari penghasilan yang saya dapat adalah dari bitcoin dan saya membeli mobil ini,” ungkapnya.

Selain Huracan yang memiliki banderol diatas Rp10 miliar di Indonesia, dia juga memiliki Lexus GS-F V8 dan hobi berkeliling dunia. Ez menjuluki dirinya sebagai ‘Bitcoin God’.

“Saya tidak mau mengatakan saya membelinya dari bitcoin, tetapi sebagian uang untuk membeli mobilnya memang dari (profit) bitcoin,” terang Ez.

Di akun Instagram-nya, Ez terlihat memiliki gaya hidup mewah dan penuh dengan postingan supercar. Dia juga sering melancong ke Dubai, negeri yang identik dengan mobil-mobil mewah dan supercar. Ciri khas para miliuner bitcoin.

Livin’ the American dream,” tuturnya.

Di Indonesia, bitcoin hingga saat ini belum diakui oleh Bank Indonesia (BI) sebagai alat pembayaran yang sah. Bahkan rumornya pada 2018 ini, BI bakal melarang penggunaan mata uang virtual ini.

Padahal bitcoin telah menjadi alat pembayaran yang sah untuk berbagai barang dan cukup diandalkan di belahan dunia lain, meski nilainya saat ini tengah anjlok. Bitcoin masih diyakini bakal menjadi mata uang dan komoditas universal sehingga nilainya berpotensi naik kembali.

Lamborghini Huracan milik Ez (Foto: Instagram – @firezones)

Asal Mula Bitcoin Hingga Jadi Pilihan Alat Pembayaran Jual Beli Mobil

Kisah Ez yang sukses beli Lamborghini dari bitcoin bisa menjadi inspirasi. Awal potensi bitcoin untuk menjadi alat pembayaran transaksi jual beli mobil masa depan, dimulai dari sejarah pada 2009. Seorang programmer bernama Satoshi Nakamoto di tahun itu muncul dengan sesuatu yang mana dunia belum pernah lihat sebelumnya: desentralisasi, open source mata uang virtual.

Bitcoin beroperasi di bawah jaringan ribuan komputer yang sangat kompleks yang disebut blockchain. Blockchain pada dasarnya adalah buku besar yang melacak semua transaksi bitcoin di masa lalu. Buku ini dapat diakses secara publik, tetapi identitas pembayar dan penerima pembayaran pada dasarnya mustahil untuk diretas.

Selain itu, karena setiap satu komputer di blockchain harus memverifikasi transaksi, itu membuat jaringan bitcoin pada dasarnya mustahil untuk diretas.

Nah karena bitcoin pada dasarnya diatur oleh blockchain, bitcoin sepenuhnya desentralisasi. Artinya bitcoin tidak memiliki koneksi ke bank sentral dan maka dari itu tidak dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter.

Pertambangan atau mining adalah proses dimana bitcoin dibuat dan melibatkan pengguna yang memverifikasi transaksi bitcoin melalui serangkaian algoritma komputer sangat rumit dan acak.

Gagasan di balik bitcoin adalah bahwa setiap satu bitcoin dihitung dan disimpan dalam database yang aman. Ini jauh berbeda dari Visa atau MasterCard, yang pada dasarnya adalah pinjaman yang dikenakan bunga, tetapi harus dibayar dengan uang yang sebenarnya.

Bitcoin dapat memenuhi syarat sebagai alat tukar, suatu simpanan nilai dan unit rekening. Ini mengartikan bahwa bitcoin pada dasarnya dapat dianggap sebagai mata uang.

Beli Lamborghini dari bitcoin makin marak (Foto: YouTube – GetMeBitCoin)

Contoh Remaja yang Jadi Miliuner Karena Bitcoin

Berbeda dengan kisah Ez yang beli Lamborghini dari bitcoin, seorang remaja asal Jerman bernama Erik Finman, memiliki kisah sukses lainnya dari menambang bitcoin.
Ketika masih berusia 12 tahun atau sekitar 2010, dia menyadari kehidupan kuliah bukanlah masa depannya. Finman mengambil tindakan dengan membuat taruhan dengan orang tuanya, seperti dilansir Gizmodo.
Orang tua remaja ini berjanji bahwa jika Finman menjadi seorang jutawan sebelum usianya menginjak 18 tahun, dia tidak harus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Finman memanfaatkan uang 1.000 euro pemberian neneknya yang awalnya untuk tambahan bayar uang kuliah. Dia membeli bitcoin pada kisaran sekitar 10 euro untuk setiap bitcoin. Singkat cerita Finman memenangkan taruhan itu dengan menjadi seorang miliuner bitcoin sebelum ia berusia 18 tahun.

Bitcoin Layak jadi Alat Pembayaran Jual Beli Mobil Masa Depan?

Sifatnya yang sangat aman, mata uang berbasis jaringan komputer yang tidak dapat dimanipulasi oleh pemerintah atau bank sentral, apakah bitcoin masa depan dari alat pembayaran transaksi jual beli mobil?

Karena bitcoin cukup baru, mungkin sulit untuk menemukan orang yang mau menerima bitcoin sebagai uang. Ini karena bitcoin sangat mudah ‘menguap’, yang berarti bahwa nilainya sangat sensitif dan tidak terduga.

Tidak seperti dolar AS, misalnya, tidak cukup pasti berapa nilai satu bitcoin di setiap bulan. Resikonya cukup tinggi dan di Indonesia penerimaannya sebagai mata uang akan menjadi lebih sulit daripada di negara lain karena banyak faktor.

Masalah lain dengan bitcoin adalah pengesahan. Karena bitcoin sangat aman dan menawarkan klien anonimitas dari identitas, bitcoin telah menjadi alat pembayaran yang populer di pasar gelap. Untuk alasan yang sama, ini membuat celah bagi mereka yang berniat menghindari pajak dan melakukan pencucian uang.

Jika pada akhirnya bitcoin gagal sebagai mata uang, Anda akan kehilangan semua uang Anda. Tidak ada deposit asuransi, tidak ada perlindungan konsumen bahkan tidak ada bantuan hukum.

Memang ada banyak cerita dan mimpi indah menjadi nyata tentang para taipan bitcoin yang mendapatan banyak uang dengan membeli bitcoin pada nilai rendah dan menjualnya di nilai tinggi. Tetapi mereka sebenarnya melakukannya dengan potensi merugi yang sangat besar.

Jauh diatas potensinya sebagai mata uang masa depan, penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran pembelian mobil bisa dibilang sebagai ide yang buruk, setidaknya untuk saat ini. (dna)

Exit mobile version