Pabrik Nissan di Indonesia Tutup, Thailand “Pede” Jadi Basis Produksi

Jakarta – Di tengah keterpurukan laju penjualan mobil, Nissan Motors Co mengambil langkah berani dengan menutup pabrik di Indonesia. Selanjutnya produksi mobil akan dipindahkan ke Thailand. Dengan begitu Thailand menjadi satu-satunya negara yang menjadi pusat produksi mobil Nissan di Asia Tenggara. Fasilitas produksi perusahaan berlokasi di Samut Prakan.
Kendati wabah corona (covid-19) cukup mengganggu industri otomotif, tapi Thailand tetap yakin mempertahankan statsusnya sebagai pusat otomotif utama di Asia Tenggara. Keyakinan tersebut bertambah kuat dengan relokasi produksi Nissan dari Indonesia. Demikian seperti dilansir dari Bangkokpost, Selasa, (25/8/2020).
Menurut Menteri Perindustrian Thailand, Suriya Jungrungreangkit, produsen mobil Jepang itu semakin percaya diri di Thailand. Mereka juga berencana untuk terus melanjutkan bisnisnya. Suriya mengatakan hal ini setelah melakukan pertemuan dengan presiden Nissan Thailand Ramesh Narasimhan baru-baru ini.
Suriya juga membeberkan bahwa Nissan bertekad untuk memproduksi mobil listrik dan hybrid untuk jangka panjang dan telah mendapat dukungan dari dewan investasi. Tekad tersebut lanjut dia mulai dibuktikan lewat peluncuran global Kicks e-Power di Thailand pada Mei lalu. Mobil ramah lingkungan ini merupakan hasil produksi lokal, yang nantinya akan di ekspor ke banyak negara termasuk Jepang dan Indonesia.
Nissan Mengalami Kerugian untuk Pertama Kalinya
Nissan Motors Co mengaku mengalami kerugian untuk pertama kalinya dalam 11 tahun karena berbagai faktor. Di antaranya, menurunnya permintaan mobil baru akibat dampak dari pandemi virus corona. Guna mengurangi beban biaya operasional, Nissan merumahkan ribuan karyawan dan menutup pabrik di Indonesia serta Spanyol. Nissan juga telah memangkas target produksi global sebesar 20 persen.
Perusahaan melaporkan telah mengalami kerugian sebesar 671,2 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret lalu. Ini merupakan kerugian tahunan pertama sejak 2009, ketika diterjang krisis keuangan global.
Produksi kendaraan secara global juga mengalami penurunan sekira 62% jika dibandingkan dengan April tahun lalu. Begitu juga dengan penjualan mobil secara global merosot hampir 42% pada bulan lalu. Penjualan Nissan sendiri untuk tahun fiskal yang berakhir Maret lalu merosot hampir 15%, menjadi 9,9 triliun yen.
Pihaknya berencana akan fokus pada pasar-pasar yang menjanjikan dan memberikan keuntungan kepada perusahaan seperti Jepang, Cina, dan AS.
“Masa depan masih belum jelas dan sangat sulit untuk diprediksi,” kata Uchida, dikutip dari ABC News, Jumat (29/5/2020).
Dirinya pun mengakui bahwa Nissan belum bisa memberikan proyeksi keuangan untuk tahun fiskal berikutnya. Informasi mengenai hal tersebut akan dirilis sesegera mungkin.
Penulis: Santo
Editor: Lesmana
Post navigation
One Comment
Comments are closed.
Juki Mandalawangi says:
Semangat terus nissan! semoga keputusan pemindahan produksinya tepat