Pemerintah Dorong Pabrikan Mobil di Indonesia Bisa Ekspor ke Australia


Pemerintah ingin dorong Isuzu untuk ekspor mobil niaga asal Indonesia ke Australia (Foto: Carmudi/Rizen)
Jakarta – Penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sepanjang tahun lalu cukup terbantu dengan ekspor ke mancanegara yang meningkat signifikan. Sepanjang 2019 lalu, ekspor kendaraan dari Indonesia meningkat hingga 25 persen di saat penjualan domestik menurun hampir 10 persen.
Pemerintah melalui kementerian perindustrian lantas berupaya untuk terus meningkatkan ekspor mobil, salah satunya ke Australia. Menteri Perindustrian pada Desember kemarin sudah bertemu prinsipal untuk meminta menambah tipe dan negara tujuan ekspor.
“Tahun lalu walaupun penjualan dalam negeri turun hampir 10%, ekspornya naik sekitar 25%,” ucap I Gusti Putu Suryawirawan selaku Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian beberapa waktu lalu.
Putu menjelaskan, kondisi pasar otomotif di Australia sedikit berbeda dengan Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan di Benua Kangguru ini, Indonesia bisa melakukan ekspor untuk kendaraan niaga dari berbagai jenis. Menurut Putu, Australia saat ini merupakan pasar potensial untuk Indonesia karena penjualan kendaraan di sana rata-rata sudah di atas satu juta unit.
“Untuk komersial ini kita bisa mengirim truk, seperti pickup double cabin dan truk mini sampai large. Ini semua punya potensi di Australia, karena kalau kita lihat di australia pasarnya lebih besar dari indonesia. Secara keseluruhan kendaraan bermotor di Australia itu di atas 1 jutaan unit,” jelasnya.
Untuk ekspor mobil penumpang, Indonesia memang perlu melakukan reorientasi industri sesuai negara tujuan ekspor. Kondisi pasar domestik di Indonesia selama ini didominasi dengan model MPV, kemudian disusul SUV. Adapun kondisi permintaan pasar di Australia permintaan terbesarnya berasal dari segmen SUV.
Indonesia Fokus Ekspor Mobil Niaga
Daripada mengubah skala produksi, Putu melihat bila kalangan pelaku industri kendaraan di Indonesia bisa memanfaatkan celah dari kebutuhan kendaraan niaga yang cukup besar di negara tersebut. Untuk produk kendaraan merek Jepang di Australia, selama ini diimpor dari Jepang langsung atau beberapa negara ASEAN.
Tambahan ekspor mobil niaga dari Indonesia tentu akan menggairahkan industri kendaraan karena kondisi dalam negeri yang relatif stagnan.
“Kalau kita lihat yang banyak kemungkinannya di komersial, yang paling mungkin untuk segera direalisasikan. Kalau penumpang perlu ada perubahan produksi, karena kalau di Australia yang paling banyak diminta itu SUV, kedua itu sedan. Sementara itu, di kita yang paling banyak diproduksi itu MPV,” bebernya.
Penulis: Yongki
Editor: Lesmana