Tips dan Trik

Penghemat Bensin Cuma Jadi Mitos, Begini Cara Benar Biar Irit Bertenaga

Aditif penghemat bensin masih banyak dicari sekalipun belum terbukti keampuhannya (Foto: Shell)

Jakarta – Banyak cara yang dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor untuk menekan penggunaan bahan bakar. Pilihannya adalah dengan memakai alat penghemat atau zat aditif. Tujuan memakai penghemat bensin ini supaya irit dan tenaganya bisa bertambah.

Alat penghemat atau aditif bahan bakar sudah dijual bebas di pasaran, di toko konvensional maupun jual-beli online. Penjualnya berani mengklaim, alat tersebut mampu mengurangi penggunaan bahan bakar mobil hingga 20 persen. Namun, apakah kabar tersebut benar?

Sampai saat ini, belum ada penelitian atau riset akademis yang membuktikan isu itu. Bahkan, Agen Pemegang Merek (APM) tidak menganjurkan untuk memakai alat penghemat ataupun aditif bahan bakar jenis apapun. Jadi, jangan mudah percaya pada zat aditif yang menyatakan bisa menghemat BBM dalam waktu singkat.

Larangan itu berkaitan dengan faktor keamanan dan keselamatan berkendara. Alat penghemat bahan bakar terdiri dari kumpulan kapasitor atau komponen penyimpan muatan arus listrik yang berbahaya bila terjadi hubungan arus pendek atau korsleting.

Lama-kelamaan, alat tersebut akan panas dan berisiko meledak. Apalagi jika terhubung dengan sistem kelistrikan di mobil, risikonya bisa lebih besar. Bahkan, risiko pemasangan alat tersebut bisa meledakkan seluruh bagian mobil.

Oleh karena itu, jangan sembarang memasang penghemat bensin apapun ke mobil Anda, termasuk alat penghemat bahan bakar karena risikonya sangat tinggi. Untuk aditif penghemat bensin berbentuk tablet juga tak kalah berbahaya karena bisa bikin mampet saluran bensin.

Isi Konten

Penghemat Bensin Cuma Mitos

Kandungan aditif dari penghemat bensin belum terbukti secara ilmiah bisa menekan konsumsi BBM (Foto: Shopee)

Salah satu cara hemat BBM yang dianggap efisien dan cepat adalah dengan menggunakan zat aditif. Tujuannya, untuk membuat bahan bakar tahan lebih lama. Bahasa iklan atau marketing mereka bahkan bisa dibilang muluk-muluk karena diklaim bisa menghemat bensin hingga 50%.

Tidak jarang, zat aditif ini menggunakan aseton yang malah akan mengikis lapisan dalam tangki dan mesin dalam jangka waktu panjang. Jadi, jangan mudah percaya pada zat aditif yang menyatakan bisa menghemat BBM dalam waktu singkat.

Pabrikan mobil biasanya hanya menyediakan produk cleaner injector yang dicampur ke tangki bahan bakar. Cairan ini sesuai namanya, dibuat untuk membersihkan saluran bensin, injektor, dan pembakaran. Penggunaan octane booster juga tidak direkomendasikan karena kandungan zat aditif yang belum tentu cocok untuk mesin.

Pabrikan menciptakan mesin sudah dengan spesifikasi, dan homologasi yang sesuai dengan kondisi medan dan kualitas bahan bakar suatu negara. Jadi seharusnya tanpa diberi aditif pun, bahan bakar di setiap region negara sudah bisa menyuplai secara optimal kebutuhan mesin.

Menggunakan aditif berbentuk pil, cairan, atau perangkat lain hanya akan menambah daftar risiko kerusakan mesin dan saluran bahan bakar. Aditif berbentuk pil misalnya, jika tidak luluh dengan baik malah berpotensi menyumbat jalur bahan bakar.

Aditif berbentuk cairan pun demikian, jika tak tercampur dengan baik malah bahan bakar tak akan memiliki kadar yang sama sehingga pembakaran pun tak sempurna. Penggunaan octane booster sebagai aditif tidak seperti kita mengoplos dengan bensin beroktan lebih tinggi.

Penghemat Bensin Pakai Volt Stabilizer

Volt stabilizer (foto: Tokopedia)

Adapun untuk volt stabilizer diklaim bisa meningkatkan tenaga dengan menstabilkan arus. Volt stabilizer sebenarnya berupa capasitor bank yang dibuat untuk menstabilkan arus listrik dari aki.

Ternyata, penggunaan Volt stabilizer tidak berpengaruh besar pada performa kendaraan. Memang, bisa menaikkan tenaga tapi tidak signifikan dan juga hanya sesaat. Untuk kendaraan bermotor dengan sistem injeksi, lebih disarankan untuk memakai piggyback yang bisa ‘memanipulasi’ sistem dari ECU supaya bisa meningkatkan performa mesin.

Kisaran harga volt stabilizer dan piggyback dijual dengan kisaran yang hampir sama. Pemakaian piggyback tentunya memberikan hasil signifikan pada kenaikan tenaga dan membuat konsumsi bensin tidak terbuang sia-sia.

Volt stabilizer atau capasitor bank itu sejenis aki tambahan. Kalau volt stabilizer sudah bocor, malah jadi berbahaya karena bisa menghabiskan listrik di aki.

Dalam dunia balap atau modifikasi performa, volt stabilizer juga tidak direkomendasikan. Para mekanik cenderung memakai atau memasang ground untuk kabel bodi. Pemasangan ground terbukti lebih mampu menstabilkan arus.

Kabel bodi seiring usia lama-kelamaan kemampuannya menurun karena pemuaian. Ground wiring yang sudah dirangkai ulang itu berefek signifikan karena bisa dilangsungkan ke pusat yang diperlukan misalnya ke alternator, throttle body, atau ke ECU.

Tips Menghemat Bahan Bakar Tanpa Penghemat Bensin

Dari pada menggunakan alat penghemat bensin yang berisiko tinggi, lebih baik coba tips berikut ini yang mungkin dapat membantu Carmudian untuk menghemat penggunaan bahan bakar di mobil. Pabrikan pun merekomendasikan untuk membiasakan gaya berkendara dan penyesuaian di kendaraan supaya lebih menghemat bensin.

Ubah gaya berkendara

emosi saat berkendara

kendalikan emosi saat sedang berkendara (dok.istimewa)

Apabila Carmudian terbiasa dengan gaya berkendara yang agresif, cobalah untuk mengubah kebiasaan tersebut. Gaya berkendara yang agresif, seperti melakukan akselerasi mendadak, akan menyedot bahan bakar lebih banyak.

Untuk itu, hindari menginjak pedal gas yang terlalu dalam agar bahan bakar dapat terkontrol. Jangan lupa, Carmudian juga dapat menggunakan fitur Eco Driving yang sudah banyak terdapat di mobil-mobil keluaran terbaru. Dengan begitu, sistem yang terdapat pada mobil akan menghemat bahan bakar secara otomatis.

Pilih oli yang tepat

Deretan oli produk Shell Helix Astra. (Foto: Carmudi/Yongki)

pemilihan oli mesin juga akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Maka dari itu, disarankan kepada pemilik mobil agar selalu memilih oli yang tepat dengan mengikuti rekomendasi pabrikan.

Kita bisa atau boleh gonta-ganti merek asalkan tingkat kekentalan atau SAE oli sesuai dengan rekomendasi. Hindari mengganti oli dengan spesifikasi lebih encer dari bawaan mobil.

Ini adalah salah kaprah yang bisa berujung fatal, karena oli encer bukan membuat kerja mesin lebih enteng. Setiap mobil sudah dirancang dengan spesifikasi pelumasan yang sesuai dengan tingkat kerapatan dan friksi komponen mesin.

Mengganti oli tanpa mempertimbangkan tingkat viskositas yang sesuai malah berpotensi distribusi pelumasan tak baik. Spesifikasi oli yang terlalu encer bisa meningkatkan panas secara signifikan.

Penghemat Bensin Alami, Gunakan Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah aditif penghemat bensin yang alami dan sudah terbukti secara ilmiah

Minyak atsiri adalah aditif penghemat bensin yang alami dan sudah terbukti secara ilmiah (foto: Tokopedia)

Salah satu langkah yang lumrah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran BBM  tersebut adalah dengan menggunakan bahan aditif. Sudah sejak lama, beberapa departemen yang dikelola pemerintah sudah melakukan riset untuk mencari aditif yang mampu digunakan untuk penghemat bensin.

Mutu pembakaran dari suatu BBM dapat dilihat dari nilai angka oktan atau biasa disebut sebagai antiknocking. Dikutip dari laman Pusat Penelitian dan Pengembangan Departmen Pertanian, komponen oksigen yang terkandung dalam struktur kimia minyak atsiri diharapkan dapat menyempurnakan sistem pembakaran.

Minyak atsiri merupakan hasil penyulingan dari bagian tumbuh-tumbuhan tertentu dan sebagian sudah lama dibudidayakan di Indonesia.

Mekanisme aditif dalam pembakaran BBM memakai minyak atsiri adalah meningkatkan reaksi pembakaran kedua bahan bakar tersebut. Peningkatan pembakaran akan meningkatkan energi yang dihasilkan sehingga tenaga mesin lebih besar, sistem pembakaran lebih bersih, dan emisi gas buang lebih rendah.

Tahap Penelitian terdiri dari  identifikasi kimiawi komponen-komponen minyak atsiri, pembuatan formula bio aditif, karakterisasi bio aditif, pengujian kinerja bio aditif yang terdiri dari parameter torsi motor, daya motor, dan konsumsi bahan bakar spesifik serta emisi gas buang serta pengujian lapangan (uji jalan).

Hasil pengujian formula aditif bensin menunjukan kenaikan angka oktan sebesar 0,4 dengan spesifikasi kimia bensin setelah dicampur aditif. Kinerja aditif pada bensin cukup baik ditunjukkan oleh peningkatan torsi dan daya motor serta berkurangnya konsumsi bahan bakar setelah dicampur aditif.

Saat dilakukan pengujian aditif solar juga cukup baik. Peningkatan angka cetana pada aditif solar sebesar 2,9. Uji emisi gas buang memberikan hasil yang baik untuk aditif bensin maupun solar, yaitu dengan berkurangnya konsentrasi gas CO, CO2, dan HC dalam gas buang hasil pembakaran bensin dan solar. Pengujian lapangan (uji jalan) menunjukkan tingkat penghematan bensin maupun solar rata-rata sebesar  20 sampai 40%.

 

Penulis: Yongki Sanjaya

Editor: Dimas

Baca Juga:

Perhatian, Jangan Tinggalkan Hand Sanitizer di Kabin Mobil

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts

  1. Minyak Atsiri itu beli dimana dan pemakaiannya seperti apa (berapa cc per liter bensin)?

Comments are closed.