Sering Lewat Jalanan Rusak Beli SUV atau CUV

Jakarta – Tren global saat ini cenderung menyukai kendaraan dengan kemampuan off road yang baik. Untuk segmen ini tersedia dua jenis mobil, yakni Sport Utility Vehicle (SUV) dan Crossover Utility Vehicle (CUV). Sekalipun keduanya mirip, sebenarnya kemampuan SUV atau CUV di medan off road cukup berbeda.
SUV pada dasarnya lebih ke arah truk yang berubah wujud jadi mobil penumpang. Adapun CUV kebalikannya, mobil dengan fisik kekar menyerupai truk. Sekarang ini, antara SUV atau CUV nyaris tidak ada bedanya dari sisi kemampuan off road. Bedanya hanya soal ukuran dimana CUV lebih kompak.
Baca juga:
SUV Kembar, Terios dan Rush Dipastikan Hadir Pekan Depan
Juke Istirahat Diganti dengan Nissan Kick Sebuah Compact SUV
SUV ini awalnya lahir di era 1990-an sebagai versi mobil penumpang dengan kemampuan jelajah yang mengadopsi basis truk atau pikap pertambangan. CUV alias crossover yang lahir dan populer belakangan ini murni lahir dari basis mobil keluarga yang diberi kemampuan jelajah off road ringan.
Rancangan SUV
Kebanyakan SUV konvensional dibangun dengan rangka body-on-frame seperti truk supaya lebih tangguh dan kokoh. Desainnya bergaya empat pintu dengan sudut boxy atau kotak. Sekalipun berganti zaman, SUV murni pada dasarnya tetap mobil penumpang rasa truk, demikian dikutip dari Motor1.
Sistem penggerak SUV murni umumnya penggerak roda belakang dengan tambahan 4WD sebagai dukungan traksi di roda depan. 4WD ini kadang juga hadir sebagai fitur tambahan. Penggerak 4X4 akan berguna di iklim basah dan bersalju. Penggerak belakang saja tidak cukup melewati jalan yang licin.
Sebagian besar sistem 4WD pada SUV murni didukung gear yang lebih rendah dari gigi satu untuk mendukung medan off road yang sulit. Contoh SUV murni yaitu Jeep Wrangler dari basis kendaraan militer, Chevrolet Tahoe sebagai SUV medium, kemudian Chevrolet Suburban sebagai SUV full size.
Dari beberapa contoh tadi, bisa kita tarik kesimpulan bila SUV murni umumnya memakai mesin besar. Tujuannya untuk memberi tenaga yang besar dalam menggerakkan mobil yang berat serta torsi yang cukup saat melahap medan terjal. Konsekuensinya, pemakaian bahan bakar cukup boros.
Dari sisi kenyamanan, SUV murni sedikit ‘kurang bersahabat’ bagi penumpang. Bantingan suspensinya rata-rata cukup keras supaya tidak limbung di jalur berbatu. Belum lagi, ground clearance yang tinggi sedikit merepotkan aksesibilitas keluar-masuk kabin. Handlingnya juga sedikit sulit ketimbang CUV apabila dipacu di jalan raya.
Esensi Crossover/CUV
Beralih ke jenis crossover atau CUV, kendaraan ini sebenarnya mobil penumpang dengan perawakan tinggi dan bongsor. crossover dibangun dari rangka unibody atau monokok. Ground clearance mobil ini lebih rendah ketimbang SUV sehingga memudahkan penumpang keluar-masuk kabin. Dari sisi pengendalian juga lincah serta kenyamanan kabin yang lebih baik.
Beberapa crossover memang berdimensi cukup besar layaknya SUV supaya bisa mengakomodasi tiga baris kursi penumpang. Untuk kemudahan bermanuver dan mengejar performa kecepatan tinggi, ukuran CUV dibuat kompak. Contoh crossover sporty yakni Porsche Macan atau Jaguar F-Pace.
Spesifikasi teknis crossover memakai penggerak standar (RWD atau FWD) dan all wheel drive untuk memudahkan saat di jalan licin. Traksi pada sistem AWD ini terbagi rata 50:50 antara roda depan dan belakang. Sistem komputer akan menambah torsi pada bagian as roda yang terasa akan selip. Pada BMW X3, sistem membagi lebih banyak torsi ke roda belakang untuk menghasilkan kenikmatan berkendara yang sporty.
Kemampuan crossover jelas sulit berjalan bila digunakan di jalur terjal. Tiadanya fitur 4X4 low range seperti SUV tradisional jelas membuat crossover hanya bisa melewati medan off road ringan. Namun, beberapa pabrikan spesialis SUV merancang fitur khusus pada sistem AWD mereka. Jeep dan Ford menyiapkan sistem manajemen traksi khusus. Ini memungkinkan mobil merayap jalur off road yang cukup sulit. (Dol)