Menjelang Lebaran banyak masyarakat yang melakukan mudik, tetapi sebenarnya masih banyak yang belum tahu arti dari kata mudik itu sendiri.
Kegiatan mudik sendiri bisa dibilang sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi jutaan keluarga di Tanah Air.
Ada sebagian orang yang melakukan mudik dari kota ke kota, kota ke desa, desa ke kota, hingga antar negara.
Nah di artikel ini kami akan mengupas mengenai arti dari kata mudik beserta sejarah atau asal-usulnya di Indonesia.
Kira-kira, siapa yang sudah tahu dengan arti kata mudik ini sendiri, ya? Yang belum tahu, yuk disimak!
Isi Konten
Arti Mudik di Indonesia
Arti Mudik Menurut KBBI
Mudik itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti sebagai kegiatan pulang kampung.
Dalam situs Indonesia Baik yang dirilis Kominfo, kepanjangan mudik memiliki arti ‘mulih dilik’ yang memiliki arti pulang sebentar.
Baca juga: Kupas Kepraktisan Bagasi Citroen e-C3 untuk Bawa Barang Bawaan Mudik
Selain itu, menurut KBBI arti dari mudik itu sendiri sebagai berikut.
- (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang — sampai ke Sakayu;
- Pulang ke kampung halaman, seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang – pergi
Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh para masyarakat yang merantau, atau bekerja di luar kampung halamannya.
Biasanya kegiatan mudik di Indonesia ini identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelah hari raya Idul Fitri, Hari Besar Nasional, dan Tahun Baru.
Di saat itulah mereka yang bekerja jauh dari keluarga memutuskan untuk kembali ke rumah untuk menemui keluarga tercinta.
Lalu, menggunakan apa mereka biasanya melakukan perjalanan mudik ini? Biasanya banyak moda transportasi yang digunakan.
Misalnya kereta api, kapal laut, pesawat, mobil, bus, hingga sepeda motor tergantung jarak yang ditempuh.
Arti Mudik Menurut Etimologi
Kalau mengacu pada bahasa Jawa kuno, mudik memiliki arti naik;maju (berjalan) ke hulu; menuju ke darat.
Pada zaman dahulu sebelum di Jakarta terjadi urbanisasi besar-besaran, masih banyak wilayah yang bernama akhir udik atau ilir (utara atau hilir).
Baca juga: Kelelahan Mengemudi Saat Perjalanan Mudik, Bahaya dan Solusi yang Dianjurkan
Mayoritas dari akhiran itu diganti dengan menggunakan kata dari Melayu selatan atau Melayu utara.
Contohnya seperti Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir, dan penamaan lainnya yang sering didengar.
Ketika Jakarta masih bernama Batavia, suplai hasil bumi di Batavia banyak berasal dari wilayah-wilayah dari kota di Selatan pulau Jawa.
Maka dari itu, banyak wilayah atau kota di Jakarta yang diberi nama dengan tumbuhan seperti Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon Nanas, Kemanggisan, Duren Kalibata, dan lain-lain.
Para petani dan pedagang hasil bumi tersebut membawa dagangannya melalui sungai untuk bisa sampai ke Batavia.
Dari situlah muncul istilah milir-mudik, yang secara harfiah memiliki arti sama dengan bolak-balik.
Apa Sih Tujuan Mudik?
Mungkin masih banyak yang belum paham, sebenarnya apa sih yang dicari atau menjadi tujuan utama dari mereka yang mudik?
Baca juga: Catatan Arus Mudik Lebaran 2025: Lancar dan Angka Kecelakaan Turun
Dikutip dari situs Indonesia Baik, ada beberapa tujuan utama dari kegiatan mudik yang dilakukan oleh banyak orang.
- Menjalin silaturahmi dengan keluarga, saudara, dan tetangga
- Berbagi rezeki hasil merantau dengan saudara di kampung halaman
- Mengingat asal-usul daerah bagi mereka yang merantau
- Terapi psikologis sekaligus memanfaatkan libur Lebaran untuk wisata bersama keluarga
Empat poin di atas merupakan tujuan utama dari kegiatan mudik yang banyak dilakukan oleh orang di Indonesia.
Asal-usul Tradisi Mudik
Lalu, sejak kapan tradisi mudik ini sudah dilakukan oleh banyak orang Indonesia? Menurut situs Kementerian Perhubungan tradisi ini sebenarnya sudah terjadi sejak era 1960-an akhir.
Pada saat itu Jakarta masih menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang perkembangan ekonominya pesat.
Saking pesatnya, lebih dari 80 persen masyarakat dari luar kota datang ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Ketika sudah bekerja, para perantau ini memanfaatkan momen libur Lebaran untuk kembali ke rumah di kota asalnya.
Baca juga: 30 Lebih Link CCTV Jalan Tol untuk Pantau Arus Mudik 2025
Hal yang sama terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia, di mana orang-orang hanya bisa pulang ke kampung halaman saat libur panjang pada saat lebaran.
Oleh karena itu, momentum ini terus berkembang menjadi sebuah fenomena yang tak bisa dipisahkan dari tradisi mudik di Indonesia.
Tips Mudik Aman dan Nyaman
Anda yang ingin melakukan perjalanan mudik nantinya dengan mobil pribadi perlu mengetahui tips yang membuat mudik nanti terasa aman dan nyaman.
Pastikan Anda membuat rute atau rencana perjalanan ketika hendak melakukan perjalanan mudik menggunakan mobil pribadi.
Berikut kami beberkan tipsnya.
Pilih Mobil yang Tepat
Sebelum mudik, Carmudian harus memilih mobil yang benar-benar tepat. Apalagi mudik menempuh perjalanan jarak jauh.
Anda yang mudik dengan keluarga sebaiknya pilih mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) atau Multi Purpose Vehicle (MPV).
Pada umumnya, kedua jenis mobil ini memiliki ruang kabin yang luas sehingga mampu memuat orang dan barang dalam jumlah banyak.
Selain itu, kedua jenis mobil tersebut juga umumnya dibekali mesin mumpuni dan fitur-fitur lengkap dan andal untuk menjamin keamanan serta kenyamanan berkendara.
Menyiapkan Barang dari Jauh Hari
Masih ada saja orang-orang yang mudik lebaran menyiapkan barang-barang yang harus dibawa mendekati hari H.
Sebaiknya, ini jangan dijadikan kebiasaan. Bisa jadi malapetaka untuk Carmudian yang punya riwayat sakit.
Anda pastinya harus membawa obat-obatan. Jika tertinggal, bagaimana solusinya? Saat penyakitnya kambuh, Anda jadi tidak konsentrasi di perjalanan.
Baca juga: Mudik Naik Mobil Pribadi Tak Sesimpel Itu, Lakukan Persiapan Ini!
Mau tidak mau Anda harus mengunjungi dokter atau apotek terdekat untuk membeli obat.
Selain obat, ada beberapa barang lain yang perlu dibawa untuk mudik lebaran seperti power bank, perlengkapan bayi bagi yang punya, dan lain-lain.
Istirahat Cukup Sebelum Memulai Perjalanan
Sayangnya, masih ada orang yang menyepelekannya. Ada sebagian dari mereka memilih minum minuman pencegah ngantuk seperti kopi dibandingkan beristirahat terlebih dahulu.
Perlu diketahui, salah satu alasan sering terjadi kecelakaan lalu lintas yaitu pengemudi yang mengantuk saat berkendara.
Mereka lebih memilih melanjutkan perjalanan dibandingkan menepi sebentar untuk beristirahat.
Oleh karena itu, Anda yang mudik lebaran dengan mengendarai mobil pribadi harus beristirahat cukup sebelumnya.
Siapkan Daftar Lagu Favorit
Mungkin terdengar sepele, tapi mendengarkan musik kesukaan di perjalanan mudik bisa menjamin kenyamanan serta keamanan saat mudik dengan mobil.
Anda tentu akan merasa bosan selama berkendara, apalagi jaraknya jauh dan memerlukan waktu seharian untuk sampai di tempat tujuan mudik.
Baca juga: Harga LMPV Bekas Tahun Muda Menggiurkan Buat Mudik
Kondisi ini bisa membuat Anda cepat mengantuk dan mudah lelah. Dengan mendengarkan musik atau podcast kesukaan di perjalanan mudik, pastinya bisa membuat Carmudian tidak mudah mengantuk, justru bersemangat untuk sampai tempat tujuan.
Selain itu, bisa juga membawa makanan ringan seperti snack untuk menemani perjalanan.
Jaga Emosi
Ketika melakukan perjalanan luar kota atau jarak jauh, Anda akan bertemu dengan banyak tipe pengendara.
Usahakan untuk tetap berkendara santai dan tidak mudah tersulut emosi ketika bertemu dengan pengendara yang agresif.
Tujuannya agar perjalanan Anda aman dan selamat hingga ke tujuan tanpa kekurangan apapun.
Ingat, Anda mudik tujuannya untuk bersilaturahmi dengan keluarga, bukan silaturahmi dengan pihak Kepolisian atau rumah sakit.
Kesimpulan Arti Mudik
Mudik bukan sekadar perjalanan pulang ke kampung halaman; ia merupakan tradisi budaya yang sarat makna emosional dan sosial bagi masyarakat Indonesia, terutama menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri.
Kata “mudik” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “menuju udik” atau kembali ke kampung asal.
Tradisi ini menjadi simbol kerinduan akan keluarga, akar budaya, dan nilai-nilai kebersamaan yang semakin sulit ditemukan dalam kehidupan kota yang serba cepat.
Baca juga: Masih Bingung Mudik Pakai Apa? Sewa Mobil di Sini Banjir Promo
Mudik merefleksikan pentingnya menjaga tali silaturahmi, menghormati orang tua, dan merayakan momen kebersamaan dengan sanak saudara.
Meskipun seringkali melelahkan karena kemacetan dan jarak tempuh yang jauh, semangat untuk kembali ke rumah menjadi penguat utama bagi jutaan orang setiap tahunnya.
Selain sebagai tradisi, mudik juga berdampak ekonomi—mendorong perputaran uang di daerah, meningkatkan konsumsi lokal, dan mempererat koneksi antara kota dan desa.
Dalam konteks modern, mudik terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan transportasi, namun esensinya tetap sama: pulang bukan hanya soal tempat, tapi juga soal hati.
Oleh karena itu, mudik adalah cerminan identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia.
Penulis: Rizen Panji
Editor: