Sumber informasi

Tekanan Angin Ban Mobil: Detail Kecil, Fondasi Besar untuk Keselamatan

Meski sering dianggap sepele, tekanan angin ban mobil sejatinya punya peran krusial dalam menunjang kenyamanan, keselamatan, hingga efisiensi bahan bakar saat berkendara.

Masih banyak pengendara yang tidak menyadari bahwa tekanan ban yang tidak sesuai—baik kekurangan maupun kelebihan angin—bisa menimbulkan berbagai risiko, seperti kendali mobil yang kurang responsif, keausan ban yang tidak merata, hingga meningkatnya potensi kecelakaan di jalan.

Pompa Elektrik Ban Mobil

(Foto: Nairo Market)

Memahami pentingnya tekanan angin yang ideal bukan cuma soal perawatan rutin, tapi juga bagian dari tanggung jawab berkendara yang aman dan bijak.

Baca juga: Tekanan Angin Ban Mobil Avanza, Berapa yang Disarankan dan Dampak Bila Tak Sesuai

Isi Konten

Berapa Tekanan Angin Ban Mobil yang Ideal?

Menjaga tekanan angin ban mobil tetap ideal adalah langkah sederhana, tapi berdampak besar terhadap kenyamanan, keamanan, dan efisiensi berkendara. Tapi pertanyaannya, sebenarnya berapa tekanan yang pas?

Secara umum tekanan angin ban mobil penumpang berada dalam rentang 30 hingga 35 psi (pound per square inch). Namun, angka tersebut bisa berbeda tergantung jenis mobil, ukuran ban, hingga beban muatan.

Untuk patokan paling akurat, pemilik kendaraan sebaiknya mengacu pada rekomendasi pabrikan yang tercantum pada stiker informasi tekanan ban.

Stiker ini biasanya terdapat di sisi dalam pintu pengemudi, belakang tutup tangki BBM, atau di balik laci dasbor.

Informasi di sana menyebutkan tekanan ideal untuk ban depan dan belakang, baik dalam kondisi normal maupun saat mobil membawa beban penuh.

Tabel Tekanan Angin Ban Mobil

(Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Berikut ini estimasi tekanan angin berdasarkan jenis mobil:

Jenis Mobil Tekanan Angin Ideal
City car / Hatchback 30–32 psi
Sedan 31–33 psi
MPV 32–34 psi
SUV Ringan 32–35 psi
SUV Besar 33–36 psi
Mobil Muatan Penuh 2 sampai 3 psi lebih tinggi dari standar

Perlu dicatat, tekanan ban juga bisa dipengaruhi oleh suhu udara dan kondisi lingkungan.

Saat udara dingin, tekanan ban cenderung turun. Sebaliknya, suhu panas bisa membuat tekanan naik.

Itulah kenapa pengecekan tekanan angin sebaiknya dilakukan saat ban dalam kondisi dingin, yaitu sebelum mobil digunakan atau setelah parkir minimal 3 jam.

Untuk diketahui, ban depan dan belakang tidak selalu memiliki tekanan yang sama. Sebagai contoh, pada mobil berpenggerak roda depan, tekanan angin di ban depan biasanya disarankan sedikit lebih tinggi karena bagian ini menanggung beban mesin dan sistem penggerak utama.

Jika sering membawa beban berat atau bepergian jarak jauh disarankan menambah tekanan 2–3 psi dari standar. Namun, jangan sampai melebihi batas maksimum yang tertulis di dinding ban (sidewall).

Gunakan alat ukur tekanan ban (tire pressure gauge) untuk hasil yang lebih akurat, bukan hanya mengandalkan feeling atau menekan ban dengan tangan.

Risiko Jika Tekanan Angin Ban Tidak Sesuai

Tak sedikit pengemudi yang masih menyepelekan pentingnya tekanan angin pada ban. Berikut penjabaran risiko dari tekanan angin ban yang kurang maupun yang terlalu tinggi:

Tekanan Ban Terlalu Rendah

Ban dengan tekanan terlalu rendah artinya udara di dalamnya tidak cukup untuk menjaga bentuk dan tekanan kerja yang optimal.

Kondisi ini membuat telapak ban mengembang ke samping sehingga permukaan yang bersentuhan dengan aspal menjadi lebih lebar dari seharusnya.

  • Ban lebih cepat aus di bagian sisi luar

Karena beban mobil lebih banyak ditanggung oleh bahu ban (sisi luar), keausan jadi tidak merata. Umur ban pun berkurang.

  • Peningkatan konsumsi bahan bakar

Hambatan gulir (rolling resistance) meningkat saat ban kurang angin. Alhasil, kinerja mesin jadi lebih berat dalam menggerakkan kendaraan, yang pada akhirnya membuat konsumsi bahan bakar meningkat.

  • Handling dan kestabilan berkurang

Saat menikung, terutama di kecepatan sedang hingga tinggi, mobil bisa terasa lebih “menggoyang” atau tidak presisi dalam merespons kemudi.

  • Peluang pecah ban meningkat

Tekanan rendah membuat dinding ban mudah tertekan dan melipat sehingga menimbulkan panas berlebih (overheating) yang dapat memicu pecah ban, khususnya saat melaju di tol.

  • Lebih rentan terhadap kerusakan fisik

Ban kempis lebih mudah rusak saat melewati lubang atau jalan rusak karena kurangnya tekanan penahan benturan.

Tekanan Ban Terlalu Tinggi

Sebaliknya, tekanan yang terlalu tinggi menyebabkan ban menjadi terlalu keras. Permukaan telapak ban yang menyentuh jalan justru mengecil dan hanya terpusat di bagian tengah.

  • Keausan tidak merata

Karena bagian tengah ban yang paling banyak menanggung tekanan, ban pun lebih cepat gundul di bagian tersebut.

  • Kenyamanan berkurang drastis

Ban yang terlalu keras tidak mampu meredam getaran dari permukaan jalan. Akibatnya, suspensi bekerja lebih keras, dan penumpang lebih merasakan hentakan, terutama saat melewati jalan bergelombang atau berlubang.

  • Cengkeraman ke aspal berkurang

Permukaan kontak yang lebih kecil membuat traksi menurun. Ini bisa berbahaya, terutama saat jalan licin atau saat melakukan pengereman mendadak.

  • Ban lebih mudah meletus saat terkena benturan keras

Tekanan tinggi membuat dinding ban tidak cukup elastis untuk menyerap benturan dari lubang atau batu. Akibatnya, ban bisa robek atau meletus secara tiba-tiba.

Penyebab Ban Mobil Sering Kempis Padahal Tidak Bocor

(Foto: Pexels)

Nitrogen vs Angin Biasa: Mana yang Lebih Baik untuk Ban Mobil?

Selain menjaga tekanan angin tetap ideal, pemilik mobil juga kerap dihadapkan pada pilihan jenis gas yang digunakan untuk mengisi ban: apakah cukup dengan udara biasa dari kompresor atau sebaiknya menggunakan nitrogen?

Keduanya sama-sama bisa digunakan, tapi memiliki karakteristik yang berbeda.

Angin biasa yang diisi melalui kompresor sebenarnya sudah cukup untuk kebutuhan harian. Komposisinya terdiri dari sekitar 78% nitrogen, 21% oksigen, dan sisanya campuran gas lain termasuk uap air.

Kelebihan utama dari angin biasa terletak pada ketersediaannya yang luas, harganya yang terjangkau, dan kemudahan pengisian di berbagai tempat seperti SPBU, bengkel umum, maupun tambal ban.

Namun, kekurangannya kandungan uap air di dalamnya bisa membuat tekanan angin lebih mudah berubah tergantung suhu. Selain itu, uap air ini juga berpotensi menimbulkan karat pada pelek dalam jangka panjang.

Di sisi lain, nitrogen murni—yang biasanya memiliki kadar kemurnian di atas 90%—lebih stabil secara kimia dan tidak mengandung uap air.

Karena itulah gas ini sering digunakan pada kendaraan balap, truk logistik, hingga pesawat terbang. Keunggulan nitrogen terletak pada kestabilan tekanannya yang lebih baik, terutama dalam kondisi suhu tinggi.

Ban yang diisi nitrogen cenderung tidak cepat panas dan lebih tahan terhadap fluktuasi tekanan saat digunakan dalam perjalanan jauh. Selain itu, ketiadaan uap air juga membantu mencegah terjadinya korosi pada bagian dalam pelek.

Namun, nitrogen tidak tersedia di semua tempat dan umumnya hanya bisa diisi di bengkel tertentu dengan biaya yang sedikit lebih mahal dibanding angin biasa.

Kesimpulan Tekanan Angin Ban Mobil

Menjaga tekanan angin ban sesuai standar bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga menyangkut keselamatan dan efisiensi berkendara.

Baik tekanan yang kurang maupun berlebih bisa menimbulkan risiko serius, seperti ban cepat aus, konsumsi BBM meningkat, hingga potensi kecelakaan.

Pemilihan antara angin biasa atau nitrogen bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Namun yang terpenting, tekanan ban harus dicek secara rutin agar tetap ideal, karena perawatan kecil ini bisa mencegah masalah besar di jalan.

FAQ

  • Berapa Tekanan Angin Ban Mobil?

Tekanan angin ideal mobil penumpang umumnya berada di kisaran 30–35 psi, tergantung jenis kendaraan, ukuran ban, dan beban.

Untuk kepastian, cek stiker rekomendasi tekanan ban dari pabrikan yang biasanya terletak di sisi dalam pintu pengemudi atau dekat tutup tangki BBM.

  • Apakah Ban Mobil Diisi Angin Biasa Aman?

Ya, angin biasa aman digunakan untuk ban mobil sehari-hari. Selama tekanannya sesuai standar dan rutin dicek, angin biasa tetap efektif.

Namun perlu diingat, angin biasa mengandung uap air yang bisa membuat tekanan fluktuatif saat suhu berubah.

  • Apakah Ban Mobil Aman Kelebihan Angin?

Tidak. Ban yang kelebihan angin justru bisa berbahaya karena cengkeraman ke jalan menurun, kenyamanan berkurang, dan risiko ban meletus lebih tinggi saat terkena benturan.

Selalu isi angin sesuai batas yang dianjurkan pabrikan, dan hindari melebihi angka maksimum yang tertera di dinding ban.

Baca juga: Jangan Lupa Periksa Ban Mobil Sebelum Memulai Perjalanan Berlibur

Penulis: Mada Prastya
Editor: Tutus Subronto

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts