Toyota Fortuner Buatan Indonesia Paling Laris di Luar Negeri

Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai perusahaan yang dipercaya untuk memproduksi mobil Toyota di Indonesia mulai melakukan ekspor sejak 1987. Sebagai informasi, kendaraan pertama yang diekspor adalah Toyota Kijang generasi ke 3 ke Brunei Darusalam.
Seiring berjalannya waktu TMMIN kembali diberi kepercayaan oleh Toyota Motor Corporation (TMC) memproduksi beberapa model Toyota. Baik untuk kebutuhan domestik dan ekspor dalam bentuk Completly Built-Up (CBU) dan Completely Knock Down (CKD).
Model-model yang hingga kini masih di ekspor oleh TMMIN adalah Fortuner, Vios, Kijang Innova, Sienta, dan Yaris ke 80 negara di dunia. Berdasarkan data ekspor yang dirilis oleh TMMIN, sepanjang 2017 tercatat sebanyak 199.600 unit mobil dalam bentuk CBU di kirim ke luar Indonesia.
Angka tersebut mengalami peningkatan sekira 18 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 169.100 unit. Membaiknya perekonomian di beberapa negara menjadi faktor meningkatnya jumlah ekspor mobil Toyota.
Selain itu juga adanya peran pemerintah Indonesia yang telah berhasil melakukan peningkatan daya saing perekonomian melalui percepatan pembangunan infrastruktur, dan kebijakan deregulasi.
“Semua itu tentu tidak terlepas dari sinergi kebijakan pemerintah yang kian kondusif dalam mendorong perbaikan daya saing perekonomian. Serta usaha terus menerus seluruh pihak yang terlibat dalam grup Toyota. Juga pemasok dan rantai bisnis Toyota di Indonesia dalam meningkatkan efisiensi. Dengan produktivitas dan kualitas kerja yang membuat produk buatan Indonesia semakin diterima di negara tujuan ekspor,” kata Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono dalam keterangan resminya.
Selama 12 bulan di tahun lalu, kontribusi terbesar ekspor mobil Toyota dipegang oleh model Sport Utility Vehicle (SUV), Fortuner yang mencapai 69.700 unit. TMMMIN mengklaim angka tersebut merupakan rekor tertinggi ekspor Fortuner dalam lima tahun terakhir.
Di posisi berikutnya ada model sedan Vios dengan jumlah 28.450 unit. Produk Toyota lainnya yang diekspor adalah Kijang Innova, Sienta dan Yaris dengan total 18.700 unit. Dari sisi laju pertumbuhan, Sienta menempati urutan tertinggi mencapai 51,0 persen, Fortuner 42,2 persen, sedangkan Vios 19,3 persen.
Selain dalam bentuk CBU, pada periode yang sama TMMIN juga telah mengekspor kendaraan dalam bentuk CKD sebanyak 47.600 unit. Di samping itu mesin tipe TR berbahan bakar bensin juga diekspor Jumlahnya sebesar 123.200 unit dan mesin TR berbahan bakar etanol sebesar 5.700 unit.
Sedangkan ekspor mesin tipe NR berbahan bakar bensin mencapai 93.300 unit dan NR berbahan bakar etanol 3.700 unit.
Harapan TMMIN di 2018
Menghadapi 2018, tentunya ada beragam strategi yang telah ditentukan oleh TMMIN. Diharapan supaya kondisi perekonomian di Tanah Air semakin membaik begitu juga dengan global. Jika hal tersebut tercapai maka akan berdampak terhadap kinerja industri otomotif nasional.
“Melihat perkembangan indikator perekonomian dalam negeri maupun diluar negeri, TMMIN berharap kinerja 2018 bisa menyamai. Bahkan lebih baik dibandingkan tahun lalu, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Kita harapkan hubungan dagang yang baik antara Indonesia dan negara tujuan ekspor juga dapat membantu menjaga volume ekspor kami di tahun ini,” kata Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kanter.
Selain meningkatkan jumlah ekspor, TMMIN juga berencana untuk terus menambah penggunaan komponen lokal pada produk Toyota. Semakin banyak menggunakan komponen lokal itu artinya dapat menghidupkan industri dalam negeri.
“Peningkatan penggunaan bahan baku komponen dari produk lokal merupakan salah satu target perusahaan. Tak hanya meningkatkan penggunaan komponen lokal, tapi juga bahan baku yang diproduksi di dalam negeri. Kita harapkan dari tahun ke tahun terus meningkat,” tutup Warih.