Toyota Fortuner Buatan Lokal Paling Banyak Peminat di Pasar Global

Jakarta – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengawali 2017 mencatat angka ekspor menggembirakan. Yaitu 15.400 unit kendaraan utuh atau CBU (Completely Built-Up) untuk Januari 2017.
Angka ini meningkat cukup signifikan, sekitar 76%, dibandingkan dengan total ekspor kendaraan bermerek Toyota pada Januari 2016 yang berjumlah 8.800 unit. Fortuner kembali menjadi tulang punggung ekspor Toyota dengan menyumbangkan sekitar 5.000 unit. Disusul sedan Vios sebesar 2.500 unit sedangkan Kijang Innova mencapai 1.100 unit.
Model terbaru Toyota, yakni Sienta, memberikan sumbangsih volume ekspor sebesar 600 unit. Untuk model Toyota lain yang juga diekspor yaitu Yaris, Avanza, Rush, TownAce/LiteAce, dan Agya membukukan angka sebanyak 6.200 unit.
“Kami berharap performa positif ekspor awal tahun ini dapat terus dipertahankan sehingga target peningkatan ekspor sebesar 10% pada 2017 dapat di capai. Kita berupaya lakukan peningkatan daya saing global produk, agar dapat diterima di banyak negara,” ujar Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.
Kegiatan ekspor Toyota terus meningkat sejak dimulainya proyek IMV (Innovative International Multi-purpose Vehicle) pada 2004. Saat itu, Toyota mengirimkan Kijang Innova disusul Fortuner dalam jumlah signifikan ke beberapa negara di Asia-Pasifik serta Timur Tengah.
Aktivitas ekspor kendaraan merek Toyota terus berkembang dengan semakin beragamnya model kendaraan utuh yang diekspor. Meliputi Avanza (mulai 2004), Rush (mulai 2007), Town Ace & Lite Ace (mulai 2008), Vios (mulai 2013), serta Yaris dan Agya (mulai 2014). Model terbaru Sienta juga turut melengkapi yang memulai debutnya di pasar Asia pada 2016 lalu.
Selain mengekspor kendaraan utuh, TMMIN juga mengapalkan kendaraan setengah jadi atau Completely Knocked Down (CKD). Serta komponen kendaraan, alat bantu produksi di proses pengepresan (dies), dan alat bantu produksi di proses pengelasan (jigs).
TMIIN juga ekspor berupa mesin bensin dan ethanol utuh tipe TR digunakan pada seri kendaraan IMV seperti Fortuner dan Innova. Lalu measin tipe NR untuk seri kendaraan penumpang seperti Vios, Yaris dan Sienta.
Sepanjang Januari 2017, Toyota mengekspor lebih dari 3.500 unit mobil CKD dan lebih dari 8 juta buah komponen. Mesin utuh tipe TR berbahan bakar bensin diekspor 2.400 unit, dan mesin utuh tipe TR berbahan bakar ethanol diekspor lebih dari 700 unit.
Sedangkan untuk mesin utuh tipe NR berbahan bakar bensin diekspor sebanyak 6.700 unit dan jantung tipe NR berbahan bakar ethanol dieskpor 350 unit.
Tingkatkan Kualitas Produk Ekspor
Dalam industri otomotif, 70% komponen berasal dari rantai pemasok. Sedangkan hanya 30% diproduksi secara mandiri (in-house).
Toyota berkolaborasi dengan rantai pemasok guna menjaga dan meningkatkan kualitas produk. Antara lain melalui pelatihan serta pendampingan keterampilan dan pengetahuan SDM dengan Sistem Produksi Toyota di perusahaan pemasok.
“Dengan semakin berkembangnya kualitas produksi dari rantai pemasok, Toyota berharap peningkatan ekspor akan terus terjadi. Tak hanya kendaraan utuh, juga dalam bentuk mesin dan komponen kendaraan,” ujar Edward Otto Kanter, Direktur Senior TMMIN.
Secara internal, terdapat dua hal yang kini menjadi fokus utama Toyota dalam peningkatan kualitas produk. Yaitu penyempurnaan sistem logistik dan pengembangan SDM.
“Keberhasilan produk Toyota di kancah domestik dan internasional tidak bisa dilepaskan dari pencapaian dan kerja keras para karyawan untuk selalu mengutamkan kualitas,” ujar Bob Azam, Direktur Administrasi PT TMMIN. (Dol)