VW, BMW dan Mercedes-Benz Gunakan Monyet untuk Tes Dampak Emisi

Jakarta – Mobil keluaran Eropa selama ini dikenal dengan teknologinya yang canggih serta mesin ramah lingkungan. Dibalik keunggulan tersebut, rupanya mereka menyimpan rahasia buruk dalam proses uji emisi.
Untuk mengetahui sejauh mana dampak emisi kendaraan pada manusia, mereka menggantinya dengan monyet sebagai bahan eksperimen.
Sebagaimana dikutip The Week, brand terkemuka Jerman seperti Volkswagen (VW), BMW, hingga grup Daimler termasuk Mercedes-Benz didalamnya, mendanai eksperimen emisi pada monyet. Eksperimen ingin membuktikan bahwa asap dari mesin diesel mereka tidak berbahaya.
Aksi tidak manusiawi ini rupanya telah dilakukan sejak lama. Penelitian dimulai pada 2014 dan melibatkan monyet yang dikurung, sembari menonton kartun televisi berjam-jam. Di saat yang bersamaan, monyet tersebut juga menghirup asap dari Volkswagen Beetle.
Periset menempatkan 10 monyet di dalam kandang sambil melihat kartun untuk mengalihkan perhatiannya. Selagi hewan primata itu asyik menonton tayangan televisi, dihembuskanlah asap knalpot dari sebuah Volkswagen Beetle TDI 150 yang berjalan pada sebuah dinamometer ke dalam kandang.
Lembaga perlindungan hewan Netflix Dirty Monkey, menyoroti penelitian yang dilakukan European Research Group on Environment and Health in the Transport Sector (EUGT) tersebut. Bahkan menurut laporan Auto Express, eksperimen sebelumnya bahkan melibatkan subjek tes manusia.
Tidak cukup sampai di situ, penyiksaan terhadap monyet berlanjut dengan menghembuskan asap dari truk pickup Ford F-250 tua untuk perbandingan.
EUGT juga ditengarai menggunakan sejumlah 200 orang manusia sebagai subjek dalam sebuah penelitian di Aachen University Hospital antara tahun 2013 dan 2014.
Manusia Juga Jadi Subjek Riset Dampak Emisi
Percobaan manusia dirancang untuk menyelidiki efek biologis nitrogen dioksida pada subyek manusia yang sehat. Aachen University membantah penelitiannya terkait EUGT, apalagi perihal riset monyet untuk dampak emisi.
Mereka mengaku bila riset yang dilakukan dengan subjek manusia bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Dari riset ini mereka bisa mengetahui seberapa bahaya gas tersebut apabila terhirup supir truk, mekanik kendaraan, atau tukang las yang sehari-harinya terpapar emisi kendaraan.
Dalam riset ini Aachen University Hospital telah mendapat persetujuan Komite Etik Universitas. Mereka mengklaim bila subjek riset terpapar jauh di bawah kadar emisi yang terjadi di banyak tempat di Jerman.
Volkswagen Group kemudian mengonfirmasi fakta tentang riset yang dilakukan EUGT benar. Raksasa otomotif asal Wolfsburg ini kemudian merilis permitaan maaf melalui akun resmi Twitter miliknya.
VW Group menyatakan secara eksplisit akan menjauhkan diri dari semua bentuk kekejaman terhadap hewan dan pengujian hewan bertentangan dengan standar etika perusahaan. (dna)